Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pembalap Formula 1 Mercedes
ilustrasi pembalap Formula 1 (pexels.com/Jonathan Borba)

Intinya sih...

  • Lando Norris jadi juara dunia F1 2025 dengan selisih 2 poin dari Max Verstappen

  • Mika Hakkinen mengalahkan Eddie Irvine di F1 1999 dengan selisih dua poin

  • Michael Schumacher meraih titel juara dunia F1 2003 dengan selisih dua poin dari Kimi Raikkonen

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Impian Lando Norris yang sudah ia pupuk sejak kecil akhirnya jadi kenyataan. Pembalap McLaren itu berhasil jadi juara dunia Formula 1 2025 usai mengalahkan pembalap Red Bull, Max Verstappen, dalam perebutan titel di Formula 1 GP Abu Dhabi yang dihelat pada Minggu (7/12/2025) malam kemarin. Norris mengunci titel juara dunia Formula 1 musim ini dengan selisih dua poin dari Verstappen. Norris finis di puncak klasemen dengan raihan 423 poin, sedangkan Verstappen meraih 421 poin.

Pembalap Formula 1 yang jadi juara dunia dengan selisih poin yang tak jauh dari rivalnya tentu bukan Norris saja. Sebab, sejarah mencatat, ada beberapa pembalap lainnya yang pernah mengalami hal serupa. Berikut lima pembalap Formula 1 yang jadi juara dunia dengan selisih poin paling sedikit dari rivalnya.

1. Mika Hakkinen mengalahkan Eddie Irvine dalam perebutan titel juara dunia Formula 1 1999 dengan selisih dua poin

Perebutan titel juara dunia antara pembalap McLaren, Mika Hakkinen dan pembalap Ferrari, Eddie Irvine, di Formula 1 1999 berjalan sengit. Dari awal balapan, Hakkinen dan Irvine sudah berupaya tampil maksimal agar bisa finis terdepan. Keduanya bahkan masih bersaing ketat di balapan terakhir yang digelar di Sirkuit Suzuka, Jepang.

Saat itu, Hakkinen start di posisi ke-2, sedangkan Irvine di posisi ke-5. Saat lampu hijau menyala, Hakkinen mampu memulai balapan dengan mulus. Ia langsung menyalip Michael Schumacher yang ada di posisi ke-1. Berkat manuver ciamik tersebut, Irvine memimpin balapan selama beberapa lap. Di sisi lain, Irvine naik ke posisi ke-4 dan sedang berjuang menyalip pembalap Prost Peugeot, Olivier Panis, untuk naik ke posisi ke-3.

Balapan rupanya berjalan sangat mudah bagi Hakkinen. Sebab, dari awal hingga akhir balapan, tak ada yang bisa menggesernya dari posisi pertama. Alhasil, pembalap asal Finlandia itu jatuh sebagai pemenang balapan. Sementara itu, Schumacher dan Irvine menyusul di posisi ke-2 dan ke-3.

Berkat hasil ini, Hakkinen sukses jadi juara dunia Formula 1 1999 bersama McLaren. Ia mengalahkan Irvine dengan selisih dua poin saja. Hakkinen saat itu berada di puncak klasemen akhir pembalap dengan total 76 poin. Sementara itu, Irvine berada di peringkat ke-2 dengan total 74 poin.

2. Michael Schumacher merengkuh titel juara dunia Formula 1 2003 dengan selisih dua poin dari Kimi Raikkonen

Persaingan perebutan gelar juara dunia antara Ferrari dan McLaren juga terjadi di Formula 1 2003. Saat itu, Michael Schumacher dan Kimi Raikkonen yang jadi bintangnya. Pembalap andalan Ferrari dan McLaren itu saling sikut demi meraih titel juara dunia. 

Persaingan terakhir antara Schumacher dan Raikkonen dalam perebutan titel juara dunia terjadi di balapan yang digelar di Jepang. Saat itu, Schumacher memulai balapan dari posisi ke-14. Sementara itu, Raikkonen memulai balapan dari posisi ke-8. 

Schumacher yang saat itu memimpin klasemen harus bekerja keras agar bisa mengunci titel juara dunianya. Sebab, ia hanya perlu finis di posisi ke-8 agar bisa jadi juara dunia di Formula 1 2008. Tugas itu tentu tak mudah. Hal ini karena Schumacher harus menyalip banyak pembalap yang ada di depannya untuk merangkak naik ke posisi 8.

Namun, dengan performa mobil Ferrari yang apik, menyalip banyak pembalap jadi hal mudah bagi Schumacher. Perlahan, tetapi pasti, ia mampu menyalip satu per satu pembalap yang ada di depannya. Di lap terakhir, pembalap asal Jerman itu sudah bertengger di posisi ke-8.

Schumacher akhirnya mampu merengkuh titel juara dunia Formula 1 2003 bersama Ferrari usai finis di posisi ke-8. Itu merupakan titel keenamnya selama berkarier di Formula 1. Sementara itu, Raikkonen yang finis di posisi ke-2 justru gagal jadi juara dunia. Schumacher jadi juara dunia dengan jarak dua poin dari Raikkonen. Schumacher mengoleksi 93 poin di klasemen akhir pembalap. Sementara itu, Raikkonen berada di peringkat ke-2 dengan total 91 poin.

3. Kimi Raikkonen jadi juara dunia Formula 1 2007 dengan selisih satu poin dari Lewis Hamilton

Di Formula 1 2007, ada tiga pembalap yang dijagokan jadi juara dunia. Mereka adalah Lewis Hamilton (McLaren), Fernando Alonso (McLaren), dan Kimi Raikkonen (Ferrari). Masing-masing pembalap saling bersaing bahkan hingga balapan pamungkas yang dihelat di Formula 1 GP Brasil. Hamilton saat itu memimpin klasemen dengan raihan 107 poin. Sementara itu, Alonso dan Raikkonen berada di peringkat ke-2 dan ke-3 dengan total 103 dan 100 poin. 

Di Brasil, Raikkonen yang start posisi ke-3 langsung memimpin balapan usai menyalip Lewis Hamilton dan Felipe Massa. Di sisi lain, Hamilton turun ke posisi ke-4 karena disalip Alonso. Hamilton sebetulnya sempat mencoba mengambil alih posisinya dari Alonso. Namun, upaya itu gagal karena mobilnya sedikit melintir hingga keluar dari trek. Insiden ini praktis membuatnya turun lagi ke posisi ke-8. 

Sayang, Dewi Fortuna memang tak berpihak kepada Hamilton. Saat balapan baru menyentuh lap ke-7, mobil Hamilton mengalami masalah gearbox. Alhasil, mobil Hamilton pun melambat hingga dirinya disalip oleh pembalap lain. Namun, Hamilton ternyata masih bisa melanjutkan balapan. Sebab, entah mengapa, gearbox mobil Hamilton yang tadinya mengalami masalah tiba tiba kembali normal.

Namun, di sinilah kans juara dunia Hamilton hilang. Dengan kondisi mobil yang kurang prima, Hamilton hanya mampu mengakhiri balapan di posisi ke-7. Di sisi lain, Raikkonen keluar sebagai pemenang usai memimpin balapan dari lap ke-1 hingga lap ke-77. Sementara itu, Massa dan Alonso masing-masing finis di posisi ke-2 dan ke-3.

Hasil ini membuat Raikkonen jadi juara dunia bersama Ferrari untuk pertama kalinya di Formula 1 2007. Pembalap asal Finlandia itu jadi juara dunia dengan selisih satu poin dari Hamilton dan Alonso di klasemen akhir. Saat itu, Raikkonen mengakhiri musim di peringkat ke-1 dengan raihan 110 poin. Sementara itu, Hamilton dan Alonso mengakhiri musim di peringkat ke-2 dan ke-3 dengan total poin yang sama, yakni 109 poin.

4. Lewis Hamilton mengunci gelar juara dunia Formula 1 2008 dengan selisih satu poin dari Felipe Massa

Kans Lewis Hamilton untuk jadi juara dunia di Formula 1 2008 pernah hampir pupus. Sebab, di balapan pamungkas yang digelar di Brasil, Hamilton mengalami kejadian yang kurang mengenakkan. Padahal, ia kala itu hanya butuh finis di posisi ke-5 untuk mengeklaim titel juara dunia Formula 1 pertamanya bersama McLaren. 

Jadi, saat balapan menyentuh lap ke-68, Hamilton yang berada di posisi ke-5 disalip oleh pembalap Toro Rosso (sekarang Racing Bulls), Sebastian Vettel. Alhasil, ia harus turun ke posisi ke-6. Hal ini membuat McLaren sempat hilang asa karena Hamilton terancam gagal juara dunia. Sebab, pembalap Ferrari, Felipe Massa, kala itu sedang memimpin balapan dan berpeluang jadi juara dunia jika Hamilton gagal finis di posisi ke-5.

Beruntungnya, Dewi Fortuna masih berpihak kepada Hamilton. Saat balapan memasuki lap terakhir, pembalap Toyota, Timo Glock, kehilangan kontrol atas mobilnya karena trek yang licin imbas hujan lebat. Hal ini lantas membuat Glock turun ke posisi ke-6 karena disalip Vettel dan Hamilton. Berkat insiden ini, Hamilton pun naik ke posisi ke-5. 

Hamilton akhirnya mampu menyelesaikan balapan di posisi ke-5. Hasil ini membuatnya berhasil jadi juara dunia Formula 1 2008 bersama McLaren. Sementara itu, meski menang balapan, Massa justru gagal jadi juara dunia. Ini terjadi karena Hamilton mampu finis di posisi ke-5 di akhir balapan. Padahal, Tim Kuda Jingkrak saat itu sudah melakukan selebrasi karena mengira Massa yang jadi juara dunia.

Hamilton jadi juara dunia dengan selisih satu poin dari Massa. Saat itu, Hamilton mengakhiri musim di puncak klasemen dengan total 98 poin. Sementara itu, Massa menyusulnya di peringkat ke-2 dengan raihan 97 poin.

5. Sebastian Vettel jadi juara dunia Formula 1 2010 untuk pertama kalinya dengan selisih empat poin dari Fernando Alonso

Fernando Alonso sebetulnya punya kans besar untuk jadi juara dunia bersama Ferrari di Formula 1 2010. Sebab, performa Alonso saat itu memang sedang bagus-bagusnya. Bahkan, di balapan terakhir yang digelar di Abu Dhabi, pembalap kelahiran Spanyol itu masih memimpin klasemen dengan total 246 poin. Sementara itu, duo Red Bull, Mark Webber dan Sebastian Vettel, mengekornya di peringkat ke-2 dan ke-3 dengan masing-masing raihan 238 dan 231 poin.

Namun, peluang juara dunia itu justru hilang karena blunder fatal yang dilakukan Ferrari di Formula 1 GP Abu Dhabi. Jadi, saat itu, Vettel start balapan dari pole position. Sementara itu, pembalap McLaren, Lewis Hamilton dan Alonso masing-masing start dari posisi ke-2 dan ke-3. Vettel berhasil memulai balapan dengan mulus. Namun, Alonso turun ke posisi ke-4 karena disalip oleh rekan setim Hamilton, Jenson Button.

Tak berselang lama, terjadi insiden hebat antara pembalap Mercedes, Michael Schumacher, dan pembalap Force India (sekarang Aston Martin), Vitantonio Liuzzi. Insiden ini membuat balapan berhenti sejenak karena safety car. Momen ini akhirnya dimanfaatkan oleh sejumlah pembalap untuk mengganti ban di pit stop. Namun, Alonso dan Ferrari memutuskan untuk tak melakukan hal serupa.

Pada lap ke-15, Ferrari akhirnya meminta Alonso untuk masuk pit. Sayang, di sinilah peluang titel juara dunia Alonso sirna. Saat keluar pit stop, Alonso ternyata malah ada di posisi ke-7. Ia berada di belakang pembalap Renault (sekarang Alpine), Vitaly Petrov, yang ada di posisi ke-6. Alonso sebetulnya sempat berupaya mengejar Petrov, tetapi selalu gagal. 

Akhirnya, Alonso pun hanya mampu mengakhiri balapan di posisi ke-7. Sementara itu, Vettel keluar sebagai pemenang balapan. Hasil ini membuat Vettel meraih gelar juara dunia Formula 1 pertamanya bersama Red Bull. Ia mengunci titel juara dunia dengan selisih empat poin dari Alonso. Vettel saat itu finis di puncak klasemen dengan raihan 256 poin, sedangkan Alonso finis di peringkat ke-2 dengan raihan 252 poin. 

Semua pembalap di atas membuktikan bahwa Formula 1 memang kerap menghadirkan persaingan yang mendebarkan. Apalagi, dalam perebutan titel juara dunia. Pembalap yang tadinya tak dilirik pun bisa jadi juara dunia meski hanya dengan selisih sedikit poin dari rival utamanya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team