instagram.com/siman_sudartawa
PSSI sebenarnya salah kaprah dengan kritik yang dilontarkan Siman. Dalam kasus ini, yang disinggung Siman adalah sikap Timnas U-22 yang petantang-petenteng.
Skuad asuhan Indra Sjafri dan kawan-kawan memang datang terlambat, dari jadwal yang telah ditetapkan. Seluruh atlet yang sudah tiba sebelum pukul 08.00 WIB, pun terpaksa harus menunggu Timnas U-22.
Timnas U-22 bahkan tak masuk sejenak ke Kemenpora seperti atlet lainnya. Padahal, kedatangan mereka sudah dinanti-nanti. Ini yang membuat Siman merasa sepak bola lebih dispesialkan.
Selain itu, saat puluhan atlet dari 31 cabang olahraga peraih medali kompak naik bus karnaval yang disediakan Kemenpora, Timnas U-22 justru datang dengan bus double decker. Mereka juga memimpin rombongan, meski datang terlambat.
"Kami merasa kok ada cabor yang terlalu dispesialkan. Kami merasa tidak dihargai, sudah datang awal sesuai waktu, disuruh menunggu. Kami sama-sama berjuang, kok. Kami juga sama-sama dapat medali. Kenapa seperti itu? Terus pas waktu berangkat kok terjadi kesenjangan yang jauh," kata Siman kepada IDN Times.
"Jauh sekali perbedaanya. Jadi kita ngerasain kayak ini selebrasi buat satu cabor saja atau buat semuanya? Kenapa terjadi perbedaan? Kami berjuang bersama kan harusnya dipukul rata dong. Semua sama, harus sama. Kami kan berjuang juga di SEA Games, tapi terjadi banyak perbedaan. Kami merasa sedikit tidak logis saja sebagai atlet. Bisa dibilang gak sportif lah jadinya," ujar Siman.