Premier Badminton League. Pbl-india.com
Di PBL sendiri, karena aturannya tak memakai sistem BWF dan pelaksanaannya juga tidak masuk kalender BWF, maka beberapa negara tak memperbolehkan pemainnya berlaga di ajang ini.
Indonesia dan Tiongkok adalah salah dua contohnya. Pengecualian bagi pemain Indonesia, mereka yang tak lagi bergabung di Pelatnas PBSI bebas ikut bermain di PBL seperti yang pernah dilakukan Markis Kido, Tommy Sugiarto, hingga Taufik Hidayat di tahun 2013 lalu.
Di PBL, sistemnya adalah liga dengan penghitungan poin. Empat tim teratas akan lolos dan saling sikut di semifinal, sebelum nantinya bersaing demi gelar juara di partai final. Musim lalu misalnya, duet ganda putra andalan Indonesia, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan sukses menjadi juara PBL 2019.
Selain itu, sistem pertandingannya memakai penghitungan poin sampai 15 saja, bukan 21 seperti yang dipakai oleh BWF. Pun jika poin deuce di skor 14-14, di PBL tidak ada penghitungan selisih dua karena siapa pun yang lebih dulu meraih poin 15 adalah pemenangnya.