Musim 2025 menjadi musim terakhir kepemimpinan Mohammed Ben Sulayem sebagai presiden FIA untuk pertama kali. Akan tetapi, ia tidak berusaha menghindari kontroversi yang dilakukan sejak awal menjabat. Bahkan, dirinya sampai berkonflik dengan pejabat Formula 1, tak terkecuali Chief Executive Officer Stefano Domenicali.
Mohammed Ben Sulayem pernah memberikan komentar yang menghasut tentang kecerdasan perempuan. Selain itu, dia juga berhasil mengesahkan statuta kontroversial yang mengonsolidasikan kekuasaannya dan membuat FIA kurang bertanggung jawab. Kendati demikian, Ben Sulayem sepertinya akan tetap berperan sebagai presiden FIA untuk masa jabatan 4 tahun berikutnya.
Penelusuran Motor Sport Magazine yang diterbitkan pada Januari 2025 menemukan fakta mencengangkan. Kepemimpinan Mohammed Ben Sulayem sebagai presiden FIA sejak 2021 ternyata menelurkan paling tidak 20 kontroversi. Salah satu contohnya adalah saat dia meresmikan pedoman larangan balapan karena bersumpah serapah, termasuk pernyataan politik dan keagamaan.
Sikap kontroversial Mohammed Ben Sulayem turut terjadi pada sebuah gala FIA. Pada acara itu, Lewis Hamilton dan Team Principal Mercedes Toto Wolff, enggan hadir karena mempermasalahkan Grand Prix Abu Dhabi 2021 yang berakhir penuh tanda tanya. Padahal, acara itu mengharuskan kehadiran tiga pembalap Formula 1 teratas dalam klasemen dan perwakilan konstruktor yang juara.
Menyangkut keputusan Lewis Hamilton dan Toto Wolff, Mohammed Ben Sulayem diwawancarai tentang hukuman yang akan dijatuhkan. Bukannya meredam situasi, Ben Sulayem justru membuat pernyataan kontroversial. Pada akhirnya, tidak ada tindakan yang diambil terhadap keputusan Hamilton dan Wolff.
"Kami (FIA dan Formula 1) harus mengikuti peraturan yang berlaku. Namun, hal itu tidak menghentikan kami untuk membuat seorang juara merasa senang dengan olahraga ini (Formula 1). Sangat mudah untuk bersikap baik kepada orang lain. Namun, yang pasti, jika ada pelanggaran, tidak ada ampun dalam hal ini," tegas Mohammed Ben Sulayem sebagaimana dilansir Motor Sport Magazine.
Terlepas dari sepak terjang sebelumnya yang amat meyakinkan, kualitas kepemimpinan Mohammed Ben Sulayem sebagai presiden FIA cenderung dipertanyakan. Dengan segudang prestasi yang tercantum dalam situs web resmi FIA, dirinya justru sering disanggah di lingkungan Formula 1. Ben Sulayem dianggap perlu memperbaiki reputasinya sebelum terlanjur memburuk.