Bank Mandiri menggelar kegiatan sosial bertajuk “Mandiri Bakti Kesehatan” yang memberikan layanan kesehatan gratis kepada 1.650 abdi dalem menjelang ajang tahunan Mandiri Jogja Marathon 2025. (Dok. Bank Mandiri)
Tahun ini, MJM 2025 menampilkan pendekatan ESG yang lebih matang dan menyeluruh. Sejumlah program berbasis keberlanjutan dilaksanakan selama penyelenggaraan, dimulai dari kampanye Mandiri Looping for Life, yaitu inisiatif daur ulang pakaian tak terpakai yang diolah menjadi merchandise ramah lingkungan. Kegiatan ini juga kembali mengenalkan fitur Livin’ Planet dalam aplikasi Livin’ by Mandiri, yang memungkinkan peserta menghitung emisi karbon dari transportasi dan aktivitas lari mereka, serta menebusnya melalui mekanisme penanaman pohon.
Bank Mandiri juga menggulirkan program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) dalam rangka selama pra-acara MJM 2025 melalui kegiatan bertajuk Mandiri Sahabat Desa dengan melibatkan 18 desa di sekitar kawasan Prambanan. Melalui kegiatan edukasi keuangan, lomba mini race, serta gotong royong kebersihan, program ini menghadirkan multiplier effect sosial yang signifikan bagi komunitas lokal.
Sementara itu, layanan Mandiri Bakti Kesehatan menjangkau lebih dari 1.650 Abdi Dalem, memberikan akses pemeriksaan kesehatan gratis di sejumlah titik budaya penting seperti Keraton Yogyakarta, Pakualaman, dan Makam Raja Imogiri. Untuk pengelolaan sampah, Bank Mandiri menggelar Aksi Bersih Mandiri, bekerja sama dengan komunitas dan perusahaan pengelola sampah untuk memilah dan mendaur ulang limbah organik dan anorganik selama acara.
Race Village dan seluruh titik keramaian pun telah dilengkapi fasilitas edukatif dan pemilahan sampah, sebagai bagian dari komitmen perseroan terhadap prinsip zero waste to landfill.
Riset internal Mandiri Institute mencatat bahwa selama pekan pelaksanaan MJM, terjadi lonjakan aktivitas ekonomi di Yogyakarta. Dibanding minggu biasa, perputaran ekonomi lokal meningkat lebih dari 35 persen, didorong oleh sektor perhotelan, transportasi, konsumsi, serta belanja produk-produk khas DIY. Efek ini juga meluas ke sektor transportasi, dengan adanya penambahan frekuensi penerbangan dan armada menuju Yogyakarta sejak awal pekan.