Dua atlet kurash sedang bertanding. (kurash-kcao.org)
Bagaimana dengan perkembangan kurash di Indonesia? Secara internasional, kuras berada di bawah International Kurash Association (IKA) yang berdiri pada 1998 di Uzbekistan. IKA telah memperkenalkan dan melakukan sosialisasi olahraga bela diri kurash di Indonesia sejak 2011. Namun, olahraga ini masih kurang populer dan berkembang di tanah air.
Pada 15 Juni 2016, Wide Putra Ananda dan Krisna Bayu, mantan atlet judo Indonesia, membentuk sebuah wadah bagi kurash di Indonesia atas seizin IKA. Wadah ini diberi nama Pengurus Besar Kurash Indonesia (PBKI). Pembentukan PBKI ini untuk mempersiapkan atlet kurash Indonesia berlaga di Asian Games 2018 Jakarta/Palembang.
Asian Games 2018 menjadi gelaran internasional pertama bagi atlet-atlet kurash Indonesia. Mereka kala itu menurunkan 14 atlet kurash untuk berlaga di beberapa nomor. Indonesia hanya mendapatkan satu medali perunggu pada kelas 63 kg putri atas nama Khasani Najmu Shifa.
Pada 2019, nama PBKI berubah menjadi Federasi Kurash Indonesia (FERKUSHI). Untuk tingkat nasional, cabang olahraga kurash telah mengikuti PO XX/2021 Papua dengan status ekshibisi. Cabor kurash akan debut secara resmi di PON XXI/2024 Aceh/Sumut.
Kurash secara resmi dipertandingkan di Asian Games 2018 Jakarta/Palembang. Untuk tingkat Asia Tenggara, kurash masuk sebagai cabor resmi di SEA Games 2019 di Manila, Filipina. Menarik diikuti, sampai mana olahraga bela diri ini akan berkembang.