Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Petarung muda MMA Indonesia, Jerico Moi dan Rico Sanusi, akan berlaga di GAMMA World Championship. (dok. PB Pertacami)

Jakarta, IDN Times - Jerico Moi dan Rico Sanusi menjadi tulang punggung Indonesia yang disiapkan demi menghadapi turnamen beladiri campuran amatir terbesar dunia, GAMMA World MMA Championships 2024. Saat ini, keduanya sedang melakoni pemusatan latihan (TC) yang digelar di Jakarta demi menghadapi turnamen tersebut.

Pada dasarnya, Jerico dan Rico sama sekali tak menyangka bisa menjadi petarung MMA hingga membela Indonesia. Sebab, perjalanan karier mereka sebenarnya sempat menemui hambatan yang cukup terjal.

1. Jerico sempat dilarang ayahnya

Petarung muda MMA Indonesia, Jerico Moi dan Rico Sanusi, akan berlaga di GAMMA World Championship. (dok. PB Pertacami)

Jerico sebenarnya ada di lingkaran keluarga atlet, khususnya beladiri. Ayahnya merupakan petarung dan kerap berlaga.

Namun, ayahnya justru sempat menjadi penghalang karier Jerico. Sebab, ayahnya tak mau, bahkan melarang Jerico untuk terjun ke arena karena kenangan yang kurang enak selama berlaga sebagai atlet.

"Dulu bapak cerita, karena tidak adanya perkembangan dari bela diri ini. Dia korban sih, lebih ke korban, kalau dibilang atlet itu tidak ada gunanya, tidak ada manfaatnya, faedahnya, tidak menghasilkan duit," ujar Jerico dalam keterangan yang diterima IDN Times.

Jerico mengaku sempat gentar dan nyaris saja mengurungkan niat terjun di beladiri. Tapi, pada akhirnya Jerico mewujudkan keinginannya menjadi petarung MMA.

"Motivasi terbesar itu memang dari orang tua saya. Karena, orang tua saya gagal dalam mewujudkan mimpinya dan bercita-cita untuk mewujudkan mimpinya kembali di masa muda ini. Saya tidak akan menyia-nyiakan waktu dan kesempatan yang sudah diberikan," ujar Jerico.

2. Rico mendalami MMA lewat pamannya

Petarung muda MMA Indonesia, Jerico Moi dan Rico Sanusi, akan berlaga di GAMMA World Championship. (dok. PB Pertacami)

Beda dengan Jerico, perjalanan Rico malah lebih mulus masuk ke beladiri. Tapi, masalah Rico berasal dari akademik. Ketika masih sekolah, Rico ternyata sering bertengkar dengan teman-temannya.

Bahkan, dia sering dapat oleh-oleh dari sekolah dengan memar, luka, dan lainnya, di tubuh. Orang tua Rico juga sering berurusan dengan guru Bimbingan Konseling akibat kenakalan Rico. Sampai akhirnya, Rico dikirim ke pamannya, Jeremia Siregar, untuk dididik.

Bersama pamannya, Rico ternyata mengenal beladiri lebih dalam. Tak heran, karena Jeremia merupakan petarung profesional pula. Kemudian, Rico mulai mendalami sejumlah beladiri mulai dari wushu hingga muaythai.

"Kalau sekarang saya pasti ada tujuan. Pastinya, pertama saya ingin membahagiakan orang tua. Saya akan berlatih keras, mewujudkan mimpi menjadi atlet berprestasi. Saya akan mengikuti event-event amatir dan semacamnya di tahun-tahun ke depannya, dan seiringnya waktu nanti akan bermain di pro. Saya akan buktikan kepada semua orang layak," ujar Rico.

3. Indonesia jadi tuan rumah GAMMA World Championship

Potret pertarungan di GAMMA World Championships di Thailand. (Instagram/@gammaworldwide).

GAMMA World Championship alias Kejuaraan MMA Dunia akan digelar di Indonesia pada 6 hingga 14 Desember 2024 mendatang. Kejuaraan ini akan mempertandingkan dua kategori, senior serta U-18, dengan berbagai kelas.

Ini menjadi pertama kalinya Indonesia menggelar duel kelas dunia tersebut di level amatir. Selain itu, format turnamen dengan mengombinasikan petarung senior dan U-18 di bawah naungan GAMMA, juga menjadi yang pertama kalinya.

Pengurus Besar Persatuan Tarung Campuran Indonesia (PB Pertacami) merasa terhormat bisa menggelar turnamen ini untuk pertama kalinya digelar. Ketua Umum PB Pertacami, Tommy Paulus Hermawan, menyatakan jika pihaknya terus menggodok persiapan jelang turnamen.

"Persiapan menuju Kejuaraan Dunia sejauh ini lancar. Venue kami siapkan dengan meminjam Dewa United Arena. Nanti, akan kami ubah setnya, agar bisa menggelar laga MMA," kata Paulus saat Editors Dinner di kawasan BSD, Tangerang.

Editorial Team