Sebelum hasil voting diumumkan, perwakilan dari negara-negara anggota BWF yang mengikuti AGM beradu argumen mengenai sistem skor yang mereka pilih. Indonesia termasuk negara yang menolak sistem 5 x 11.
"Indonesia menolak kebijakan tersebut. Karena kami ingin tetap membuat bulu tangkis menarik bagi penonton dan juga pebisnis. Karena dengan skor 11, pertandingan kemungkinan akan lebih singkat dan penonton akan merasa rugi," hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PBSI, Achmad Budiharto.
Budiharto juga menambahkan alasan lain, yakni karena pemain kami sudah enjoy dengan sistem yang saat ini. "Kalau ada yang harus berubah, cukup memberatkan karena harus beradaptasi lagi," lanjutnya.
Para pemain bulu tangkis juga banyak yang menolak sistem ini. Satu di antaranya pebulu tangkis peringkat satu dunia, Viktor Axelsen. Menurutnya, pengubahan sistem justru akan membuat olahraga bulu tangkis, dikenal karena aspek fisiknya yang menguras tenaga, menjadi kurang menarik.
Selain itu, jarak yang terlalu dekat dengan Olimpiade Tokyo 2020 juga kemungkinan membuat atlet kesulitan beradaptasi, karena adanya pengubahan sistem skor tersebut.