Praveen awalnya bingung dengan kondisi yang berkembang di lapangan. Sebab, pertandingan sempat ditunda.
Sebelum ada instruksi mundur, Praveen dan partnernya, Melati Daeva Oktavianti, masih di hotel untuk bersiap diri.
Namun, saat hendak cabut ke lapangan, Praveen merasa ada yang aneh karena tim medis Indonesia sudah kembali ke hotel.
Pikiran Praveen adalah tim Indonesia dideportasi. Namun, ternyata lebih buruk karena harus WO akibat ada satu penumpang di pesawat yang ditumpangi mereka positif COVID-19.
Sesuai aturan dari tim Layanan Kesehatan Inggris (NHS), seluruh anggota skuad harus dikarantina selama 10 hari. Tak ada upaya dari BWF selaku penyelenggara.
Jadilah, tim Indonesia dipaksa WO. Mereka kecewa karena BWF sama sekali tak memberikan perlindungan.
Terlebih ada perbedaan sistem yang dilakukan ketika tujuh atlet, pelatih, dan ofisial, dari negara lain dinyatakan positif jelang turnamen, bisa dites ulang. Sedangkan, Indonesia tidak.