Jayapura, IDN Times - Papua menorehkan prestasi tertinggi dalam keikutsertaannya di Pekan Olahraga Nasional dengan meraih 93 emas. Namun, medali yang selalu diingat adalah satu emas dan satu perak dari atlet sepatu roda putri, Dhinda Salsabila.
Dhinda begitu sapaan akrabnya, sukses menggondol medali emas di nomor Individual Time Trial (ITT) 200 meter putri. Sementara, satu medali perak lainnya diraih Dhinda saat mentas di nomor ITT 500 meter putri, usai finish di posisi kedua dalam final PON XX Papua pekan lalu.
Catatan itu membuatnya kini dinobatkan sebagai calon atlet sepatu roda yang bisa berbicara banyak di multievent internasional. Terlebih, usianya masih sangat muda dan dia bisa terus berkembang dengan berlatih serta melakukan uji coba di berbagai negara.
Atlet kelahiran Pekanbaru 2003 silam ini, ternyata bukan atlet yang baru mentas di ajang multievent. Dua tahun lalu, tepatnya pada 2019, dia pernah mentas membela Indonesia di SEA Games Filipina. Namun, kala itu dia mentas di cabang olahraga ice skating.
Prestasinya pun tak main-main, dia berhasil membawa pulang medali perak pada nomor relay 3000 meter putri bersama rekannya yang lain. Walhasil, namanya langsung melejit kala itu.
Hanya saja, dalam hati kecil Dhinda, sepatu roda punya tempat istimewa. Akhirnya usaha Dhinda pun membuahkan hasil pada 2021. Dia bisa mentas sebagai atlet sepatu roda dalam gelaran PON. Debutnya pun berjalan sukses karena bisa membawa dua medali dalam ajang empat tahunan ini.
Perempuan berambut panjang ini mengaku, masih punya mimpi besar membela Indonesia dalam cabang olahraga sepatu roda. Bahkan, dia sudah mencanangkan target maksimal dan memberikan prestasi bagi negaranya. Hal itu diungkapkan langsung kepada IDN Times saat bertemu di Jayapura.
Apa target masa depan Dhinda? Berikut petikan wawancara Dhinda bersama IDN Times.