Xavier Marcos Pablos (kiri) bersama Charles Leclerc (kanan) pada 2019. (twitter.com/Charles_Leclerc)
Xavier Marcos Padros akhirnya kembali ke Formula 1 pada 2018 setelah diboyong Ferrari sebagai race engineer yang berbasis di pabrik. Oleh karena performanya yang kian apik, dia dipindahkan ke bagian sidetrack setahun setelahnya. Barulah saat itu dia bekerja sama dengan Charles Leclerc. Kebetulan pembalap kebangsaan Monako itu dipromosikan dari Alfa Romeo ke Ferrari pada 2019.
Debut Xavi dan Leclerc sebagai pembalap/race engineer terbukti jitu dengan raihan 2 kemenangan dan 10 podium. Leclerc juga sukses finis di urutan empat klasemen pembalap. Mereka bahkan digadang-gadang akan jadi duet hebat yang mengantarkan Ferrari ke tangga juara.
Sayangnya, kisah manis Xavi dan Leclerc tidak terulang pada 3 musim berikutnya. Kesalahan strategi dan miskomunikasi mereka makin memburuk pada tiap musimnya. Biarpun tampil apik pada paruh musim pertama 2022, blunder yang mereka buat sendiri memaksa Leclerc harus puas finis urutan dua dalam perebutan gelar juara dunia.
Permasalahan strategi itu terulang pada 2023. Sifat Leclerc yang terlalu penurut ditambah Xavi yang tidak inisiatif membuat tifosi ketar-ketir saat mendengar tim radio pada tiap balapannya. Keduanya juga sempat beberapa kali terlibat adu argumen dan bikin Leclerc frustrasi.
Puncaknya, pada GP Monako 2023 lalu, sikap Xavi yang terlalu pasif dan tidak memberi instruksi yang jelas pada sesi kualifikasi berbuah bencana bagi Leclerc. Pembalap Ferrari itu diganjar penalti tiga grid untuk balapan hari Minggu karena menghalangi flying lap milik Lando Norris di terowongan. Apabila penalti itu tidak diberikan, mungkin Leclerc bisa memperoleh podium, bahkan kemenangan saat balapan.
Sepak terjang Xavier Marcos Padros sebagai race engineer Formula 1 sebenarnya tidak bisa dipandang sebelah mata. Meski mengawali karier di tim semenjana, dia berhasil menunjukkan kemampuannya sebagai insinyur berpengalaman di Ferrari. Musim 2024 akan jadi pembuktian Xavi. Apakah dia masih layak menjadi insinyur Charles Leclerc atau tidak?