Yuk Intip SKO Ragunan, Tempat Para Atlet Muda Digembleng!

15 Sep 2018, 19:00 WIB

IDN Times/Fitang Budhi

Jakarta, IDN Times - Semarak Asian Games 2018 masih hangat dalam ingatan masyarakat Indonesia. Selain menjadi tuan rumah penyelenggara, perhelatan pesta olahraga terbesar di Asia ini juga menjadi catatan sejarah penting bagi kontingen garuda muda. Sebab kita berhasil masuk ke lima besar dari total 45 negara peserta yang bertanding.

Dalam ajang tersebut, Indonesia berhasil mengoleksi 31 medali emas, 24 medali perak, dan 43 medali perunggu dari 40 cabang olahraga yang dipertandingkan. Ini menjadi prestasi terbesar yang pernah diraih Indonesia di ajang Asian Games!

Rekor tersebut, tentu saja, berkat kerja keras para atlet. Nah, salah satu institusi yang berperan besar dalam mencetak atlet berprestasi adalah Sekolah Khusus Olahragawan (SKO) Ragunan. Seperti apa sih sekolah ini? Yuk, kita intip sama-sama!

1. Sekolah terdiri dari SMP dan SMA, siswanya datang dari Sabang hingga Merauke

IDN Times/Fitang Budhi

Atlet berprestasi tentu saja tidak lahir begitu saja, tepi melalui proses latihan dan tempaan yang panjang dan sangat melelahkan. Salah satu tempat pembibitan atlet adalah Sekolah Khusus Olahragawan (SKO) Ragunan.

Sekolah ini didirikan pada 17 Januari 1977 oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Ali Sadikin. Ia terinspirasi setelah melakukan kunjungan kerja ke Meksiko dan melihat ada pemusatan belajar para atlet. Pemusatan atlet ini agar mereka tetap mendapat pendidikan formal namun pada saat bersamaan bisa berprestasi di olahraga.

“Akhirnya dibentuk SMP dan SMA Ragunan ini untuk memfasilitasi atlet usia pelajar, dan pelajarnya ini tidak hanya dari Jakarta tapi dari Sabang sampai Marauke,” ujar PLT Kepala Sekolah SKO Ragunan, Sularno kepada IDN Times beberapa waktu yang lalu.

2. Siwanya bukan atlet sembarangan, harus lolos tiga tahap ini

IDN Times/Irfan Budhi

Untuk masuk ke SKO Ragunan tidak mudah lho guys. Para siswa yang menyandang gelar sebagai atlet ini harus di tuntut memiliki prestasi yang tinggi bila ingin menempuh pendidikan formal dan berlatih di sekolah yang berada di kawasan Ragunan, Jakarta Selatan.

“(SKO) Ragunan ada 2 pengirim (atlet) yang satu Kemenpora yang mencari atlet dari Sabang sampe Marauke dan Dinas Olahraga DKI Jakarta. Seleksinya ada 3 tahap yaitu skill, kesehatan psikologi. Kalau dari Kemenpora minimal atlet tersebut adalah juara di tingkat Provinsi,” jelasnya.

3. Jadi atlet bukan berarti mengabaikan pelajaran sekolah loh!

IDN Times/Fitang Budhi

Guru Kimia yang telah mengajar selama 18 tahun di SKO Ragunan ini mengatakan, porsi belajar dan latihan para atlet di sekolah tersebut adalah 45:55, di mana pendidikan formal yang sesuai dengan kurikulum terbaru juga tidak dikesampingkan oleh mereka sebagai para pengajar.

“Namun porsi belajar mereka berkurang kalau ada event karena akan banyak persiapan. Siswa kalau ada rekomendasi dari pelatih untuk mewakili daerahnya selalu kita izinkan, jadi kita gak pernah nolak dispensasi dari para pelatih untuk izin dari belajar di kelas,” pungkasnya.

4. Para siswa mendapat uang saku tiap bulan

IDN Times/Fitang Budhi

Lebih jauh Sularno menjelaskan, pola belajar dan latihan para siswa telah diatur sedemikian rupa agar berimbang dan tidak membuat bosan.

“Jadi mereka bangun pagi latihan dulu, jam nya gak sama tergantung cabang olahraganya tapi paling pagi dimulai dari jam 05.00-07.30 WIB. Mulai belajar di kelas itu dari jam 08.30 sampai jam 12.00 WIB. Setelah itu mereka latihan lagi jam 14.00-17.00 WIB,” terangnya.

Selain itu, di SKO Ragunan ini, para siswa tidak dipungut biaya apapun loh. Sebaliknya mereka justru mereka mendapat uang saku setiap bulannya. Siswa yang dipilih dari Kemenpora mendapat uang saku masing-masing sebesar Rp 1 juta per bulan, sedangkan siswa pilihan dari PPOP (Pusat Pelatihan Olahraga Pelajar) DKI Jakarta sebesar Rp 1,5 juta.

Gimana? Kalian tertarik gak masuk SKO Ragunan?