Ryan Gravenberch dan Declan Rice berduel pada laga Arsenal kontra Liverpool. (premierleague.com)
Liverpool melawan Arsenal dengan skuad yang pincang. The Reds tanpa diperkuat Dominik Szoboszlai yang mengalami masalah hamstring. Dalam starting line up dengan formasi 4-3-3, Juergen Klopp memasang Curtis Jones, Alexis Mac Allister, dan Ryan Gravenberch di lini tengah.
Ketika berjalannya laga, Joe Gomez bermain sebagai inverted fullback membantu Mac Allister di pos gelandang bertahan. Hal itu membuat Jones dan Gravenberch lebih sedikit naik di sisi sayap. Sayangnya, strategi ini diatasi dengan baik oleh Arsenal melalui skema man marking. Strategi ini membuat lini tengah Liverpool tidak terkoneksi dengan baik dan kerap terputus ketika mengalirkan bola. Kai Havertz, Martin Odegaard, Jorginho, dan Declan Rice, melakukan tugasnya dengan baik untuk membuat lini tengah Liverpool tidak berkembang.
Ketiadaan Szoboszlai yang merupakan presser membuat Mac Allister kesulitan menjaga pola permainan. Gomez yang mengisi pos tersebut kerap gagal kembali ke posisi aslinya di sisi kiri pertahanan ketika Arsenal melakukan serangan. Konfigurasi lini tengah yang kacau ini membuat tim tuan rumah dengan mudah masuk ke celah kosong sehingga berulang kali mengancam gawang Liverpool.
Skema permainan ini juga yang membuat Arsenal mencetak gol pertama melalui Bukayo Saka. Havertz yang berperan sebagai false nine berhasil membuat Liverpool bermain dengan garis pertahanan tinggi. Odegaard yang memberikan umpan terobosan dari lini tengah berhasil diterima dengan baik oleh Havertz yang mampu melepaskan diri dari penjagaan Ibrahima Konate dan Virgil van Dijk. Gol saka yang dicetak melalui bola rebound tendangan Havertz juga diakibatkan kegagalan Gomez meng-cover area kiri pertahanan Liverpool.