Trio lini serang Barcelona, Raphinha, Robert Lewandowski, dan Lamine Yamal. (x.com/FCBarcelona)
Jika berbicara faktor permainan, Hansi Flick bisa dibilang membiarkan Raphinha menjadi sosok yang fleksibel di lini serangan. Di atas kertas, ia memang dipasang di sisi kiri penyerangan. Namun, ia sejatinya bergerak leluasa di final third area. Ia bahkan lebih sering memainkan peran sebagai second striker atau gelandang serang di lapangan. Ini yang membuat jumlah golnya tak hanya banyak, tetapi juga umpan kuncinya berbuah assist yang tinggi.
Berkaca pada posisinya ketika memperkuat Leeds United, Raphinha kerap dipasang sebagai winger kanan. Pola bermainnya cenderung seperti pemain sayap kebanyakan, yakni menusuk pertahanan lawan dengan dribble-nya. Namun, perannya kini digeser ke sisi kiri sebab di pos kanan ada Lamine Yamal yang bersinar. Perannya kini disesuaikan dengan Flick yang mengusung permainan intensitas tinggi dan pressing ke pertahanan lawan.
Dengan pola permainan seperti ini, peran Raphinha sangat krusial untuk membuka ruang bagi rekan-rekannya. Tak hanya kertelibatan golnya yang tinggi, pergerakan tanpa bolanya juga menjadi pengecoh lawan. Selain itu, ia juga pandai dalam penempatan posisi. Jika melihat rekannya dari 14 laga, Robert Lewandowski sebagai ujung tombak sudah mengoleksi 17 gol dan 2 assist, Sementara, Lamine Yamal juga impresif dengan 6 gol dan 7 assist. Tajamnya lini serang ini tidak terlepas dari fleksibilitas Raphinha dan perannya sebagai presser.
Tak dapat dimungkiri, Raphinha merupakan sosok krusial permainan Barcelona di bawah asuhan Hansi Flick. Kehadiran sang pelatih membuatnya seperti terlahir kembali bersama raksasa Spanyol ini. Performanya diharapkan dipertahankan bahkan ditingkatkan untuk membawa tim tetap bersaing di berbagai ajang. Mampukah Raphinha menjaga konsistensinya dan membawa Barcelona meraih gelar juara pada 2024/2025? Menarik dinantikan.