Real Madrid menjalani salah satu musim paling kelam dalam sejarah klub tersebut. Manajemen sampai dua kali melakukan pergantian posisi pelatih kepala.
Madrid memulai musim 2018/2019 dengan nuansa baru. Tak ada Cristiano Ronaldo di kamar ganti mereka. Ronaldo hengkang ke Juventus.
Di posisi entrenador, Zinedine Zidane mengundurkan diri. Zidane keluar dari El Real usai membawa Sergio Ramos dan rekan-rekan mengusai Eropa dan dunia tiga musim beruntun. Satu sosok baru muncul ke permukaaan. Dia adalah Julen Lopetegui.
Lopetegui membawa tim nasional Spanyol lolos ke Piala Dunia 2018 di Rusia. Tanggung jawab besar tersemat di pundak entrenador 52 tahun itu. Berjalannya waktu, Madrid mulai akrab dengan hasil negatif.
Lopetegui mengawal Los Blancos dalam 14 pertandingan di berbagai kompetisi. Karim Benzema cs meraih enam kemenangan, enam kekalahan, dan dua imbang. Puncaknya ketika si Putih dikalahkan Barcelona 1-5 pada ajang La Liga, di Camp Nou pada Minggu (28/10). Setelah duel bertajuk el clasico itu, Lopetegui dipecat.
Tak butuh waktu lama bagi manajemen untuk menunjuk pelatih anyar. Santiago Solari jadi suksesor Lopetegui. Solari memiliki curriculum vitae sebagai arsitek tim yunior Los Merengues.
Solari sempat membuat perubahan ke arah yang lebih positif. Dalam empat pertandingan awal, ia membawa Raksasa Spanyol itu meraih 100 persen kemenangan di berbagai kompetisi. Alhasil pujian untuk pria Argentina mulai berdatangan.
Namun perlahan tapi pasti, Madrid kembali melempem. Puncaknya terjadi pada akhir Februari hingga awal Maret 2019. Ketika itu El Real dua kali dikalahkan Barcelona pada ajang Liga dan semifinal Copa del Rey.
Kemudian si putih disingkirkan Ajax Amsterdam pada babak perempat final Liga Champions. Kurang dari dua pekan, Madrid kehilangan potensi merebut gelar di tiga kompetisi berbeda. Nasib Solari pun sama dengan Lopetegui. Pada pertengahan Maret 2019, manajemen memencat juru taktik 43 tahun itu.
Seolah kehabisan akal, Florentino Perez mengeluarkan senjata andalan. Dia kembali memanggil Zidane. Sosok yang akrab disapa Zizou datang ketika para penggawa El Real kehilangan motivasi.
Pasalnya Ramos cs tak memiliki target apapun untuk meraih trofi. Zidane menggunakan 11 laga tersisa sebagai ajang evaluasi skuad. Dengan begitu ia mampu memiliki bayangan siapa saja yang akan ia pertahankan.
Namun, lagi-lagi Madrid akrab dengan hasil negatif. Usai ditumbangkan Real Valladolid, Los Blancos mengukir rekor terburuk sepanjang abad ke-21. Pertama kalinya dalam dua dekade terakhir, tim tersebut mengalami 17 kekalahan di berbagai kompetisi dalam semusim.