Susunan pemain Italia saat menghadapi Swiss pada babak 16 besar Euro 2024. (uefa.com)
Ketiga faktor di atas adalah buntut dari kegagalan sepak bola Italia dalam melakukan regenerasi, baik dari segi taktik maupun pemain. Eks manager Real Madrid dan AC Milan, Fabio Capello, memberikan komentar terkait para pelatih Italia yang terlalu terobsesi dengan taktik. "Banyak pelatih Italia mengidolakan Pep Guardiola, tetapi tidak pernah membiarkan pemainnya mengambil risiko," ujar Capello seperti dikutip Nogomania.
Dari segi permainan, klub-klub Serie A Italia masih sering bermain pragmatis dengan mengandalkan umpan-umpan panjang. Tidak seperti klub-klub dari Bundesliga Jerman dan English Premier League (EPL) yang mengandalkan high pressing dengan serangan cepat.
Selain itu, Italia masih gagal meregenerasi para pesepak bolanya. Sebagian besar klub-klub Serie A lebih banyak mengandalkan pemain asing ketimbang dalam negeri. Misalnya, AC Milan hanya mengandalkan Davide Calabria sebagai bek kanan atau Inter Milan yang tidak punya striker tajam asal Italia di lini depan. Juventus juga belum menemukan penerus Alessandro Del Piero di lini depan. Kekurangan stok pemain membuat Spaletti tidak punya banyak pilihan saat menyusun tim untuk Euro 2024. Performa para pemain yang tampil di Euro tahun ini menunjukkan kualitas sepak bola Italia belum mampu bersaing dengan Spanyol atau Jerman.
Keempat faktor di atas menjadi alasan terkuat Timnas Italia tampil buruk di Euro 2024. Federasi sepak bola Italia atau FIGC harus melakukan evaluasi besar terkait kegagalan di Euro 2024. Klub-klub asal Italia juga memiliki peran dalam penampilan buruk Gli Azzurri di Euro tahun ini. Mampukah sepak bola Italia bangkit dan kembali berprestasi di turnamen mayor selanjutnya? Patut dinanti.