Sejak Juni 2019, Hertha Berlin telah mendapatkan investasi besar-besaran dari seorang pengusaha Jerman, Lars Windhorst. Ia mengucurkan dana 375 juta euro atau sekitar Rp5,8 triliun untuk transformasi Hertha BSC menjadi tim "Big City Club" yang seharusnya dimiliki ibu kota Jerman.
Dilaporkan Deutsche Welle, Windhorst diketahui memiliki 66,6 persen saham Hertha Berlin alias pemilik saham mayoritas. Meski begitu, seluruh keputusan dalam klub tersebut tetap harus diserahkan kepada anggota beserta pengurusnya; sesuai dalam aturan 50+1 Bundesliga.
Selain itu, Hertha Berlin sudah mengalami tiga kali kekalahan dari rival sekotanya yang berasal dari Berlin Timur, yakni Union Berlin. Hal ini menunjukkan adanya pergeseran kekuatan sepak bola di ibu kota Jerman, terutama setelah kesuksesan Eisern Union menembus papan atas dan berhak tampil di ajang Liga Europa musim depan.
Kesuksesan Union Berlin juga tidak bisa dilepaskan dari stabilitas tim asal Jerman Timur tersebut. Pasalnya, tim yang berkandang di Stadion An der Alten Försterei hanya memiliki satu pelatih, satu presiden, dan satu direktur olahraga dalam beberapa musim terakhir.
Hertha Berlin merupakan salah satu klub besar di Jerman yang hampir jatuh ke jurang degradasi musim ini. Meski berhasil bertahan di Bundesliga, Hertha BSC harus segera berbenah untuk memperbaiki penampilannya di Bundesliga musim depan.