Erik ten Hag telah resmi ditunjuk Manchester United sebagai pelatih baru mereka mulai 2022/2023. Pelatih asal Belanda tersebut dipercaya mampu mengangkat Setan Merah dari keterpurukan yang mereka alami saat ini.
Kepercayaan itu tentu diberikan dengan dasar yang kuat, yaitu performa Ten Hag selama melatih Ajax Amsterdam. Ia melatih Ajax pada 2017—2022.
Erik ten Hag mulai menjadi pelatih Ajax pada 2017/2018. Namun, ia tak menjabat sejak awal musim, melainkan sejak akhir Desember 2017. Saat itu, Ten Hag ditunjuk Ajax menggantikan pelatih Marcel Keizer yang dipecat beberapa hari sebelumnya.
Ketika Ten Hag ditunjuk, Ajax sedang berada di posisi kedua klasemen Eredivisie. Mereka juga sudah tersingkir dari Eropa, bahkan gugur di ajang KNVB Cup alias Piala Belanda. Ten Hag pun hanya memimpin Ajax berkompetisi di Eredivisie.
Pada akhirnya, Ajax tetap bertengger di posisi kedua Eredvisie hingga akhir musim 2017/2018. Ten Hag gagal membawa Ajax menggeser PSV Eindhoven yang tampil konsisten mempertahankan puncak klasemen. Namun, setidaknya filosofi sepak bola Ten Hag sudah mulai ditanamkan dalam setengah musim pertamanya di Ajax.
Musim 2018/2019 adalah musim penuh pertama Erik ten Hag sebagai pelatih Ajax. Ternyata, musim tersebut menjadi musim terbaik Ajax di bawah Ten Hag. Mereka berhasil menjuarai Eredivisie dengan torehan 119 gol dalam 34 laga alias rata-rata 3,5 gol per partai.
KNVB Cup 2018/2019 pun berhasil dimenangi Ajax dengan meyakinkan. Di partai final, Ajax menang telak 4-0 atas Willem II Tilburg. Namun, penampilan paling istimewa Ajax pada musim 2018/2019 terjadi di kancah Eropa, yaitu Liga Champions Eropa.
Ajax berhasil mencapai semifinal Liga Champions musim tersebut dengan menyingkirkan Real Madrid dan Juventus pada babak gugur. Sayangnya, Ajax gagal mencapai final karena tersingkir oleh Tottenham Hotspur melalui gol pada menit terakhir. Namun, capaian Ajax pada musim tersebut tetap mengejutkan dan tentunya membanggakan.
Musim 2019/2020 dijalani Ajax dengan cukup apik. Mereka mengawali musim dengan meraih trofi Johann Cruyff Shield alias Piala Super Belanda. Ajax juga sukses memimpin klasemen Eredivisie hingga pekan ke-25. Sayangnya, setelah itu Liga Belanda harus dihentikan akibat adanya pandemik COVID-19.
Alhasil, Eredivisie 2019/2020 dinyatakan berakhir tanpa ada klub yang jadi juara. Namun, Ajax sebagai pemimpin klasemen tetap mendapat tiket lolos ke Liga Champions musim berikutnya. Selain Eredivisie, ajang Piala KNVB juga berakhir tanpa juara, sedangkan Liga Champions gagal dimenangi Ajax.
Berikutnya, Ajax kembali meraih double winners alias dua trofi pada 2020/2021. Mereka memenangi Eredivisie dengan 88 poin, unggul 16 poin atas PSV Eindhoven di tempat kedua. Itu adalah rekor poin tertinggi kedua Ajax sepanjang masa di liga, hanya kalah dari musim 1997/1998 di mana Ajax meraih 89 poin.
Piala KNVB 2020/2021 juga menjadi milik Ajax. Mereka meraih trofi Piala KNVB setelah mengalahkan Vitesse Arnhem 2-1 di partai final. Ajax makin menegaskan statusnya sebagai klub tersukses di ajang Piala KNVB dengan dua puluh gelar sepanjang sejarah.
Musim 2021/2022 menjadi musim terakhir Erik ten Hag menangani Ajax Amsterdam. Sebelum berpisah, Ten Hag berhasil membawa Ajax meraih trofi Eredivisie. Itu menjadi trofi Eredivisie ke-35 bagi Ajax, sekaligus persembahan terakhir Ten Hag sebelum bergabung dengan Manchester United.
Sayangnya, Ajax gagal meraih tiga trofi lain yang bisa mereka menangi. Mereka kalah dari PSV dalam perebutan Piala Super Belanda pada awal musim serta di final Piala KNVB. Sementara, di Liga Champions, langkah Ajax terhenti pada babak enam belas besar.
Meski demikian, Ten Hag sukses meraih prestasi pribadi bersama Ajax musim ini. Saat Ajax mengalahkan FC Utrecht pada pekan ke-19, Ten Hag berhasil mencatat kemenangan ke-100 di Eredivisie. Ia hanya butuh 128 laga untuk mencapainya alias rekor tercepat bagi seorang pelatih di Eredivisie.
Erik ten Hag berhasil meraih 6 trofi selama melatih Ajax Amsterdam, termasuk 3 trofi Eredivisie. Ten Hag juga sempat meloloskan Ajax ke semifinal Liga Champions serta memecahkan rekor. Bisakah Ten Hag meraih sukses serupa saat melatih Manchester United mulai 2022/2023?