Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ronaldo Nazario (goal.com)

Pesepak bola di seluruh dunia kebanyakan mengakhiri kariernya karena faktor usia. Akan tetapi, tidak sedikit pula yang memilih untuk gantung sepatu di usia relatif muda lantaran mengalami berbagai masalah, salah satunya cedera.

Cedera memang menjadi momok yang sangat menakutkan bagi para pemain. Tak jarang karier cemerlang seorang pemain harus hancur lantaran mengalami cedera parah. Berikut ini lima pesepak bola legendaris yang dipaksa pensiun dini akibat masalah cedera.

1.Just Fontaine

Just Fontaine (beinsports.com)

Just Fontaine merupakan salah satu pesepak bola terbaik milik Prancis era 1950-an. Pemain yang berposisi sebagai penyerang ini pernah tampil spektakuler di kompetisi Piala Dunia 1958. Ketika itu, ia hanya perlu memainkan 6 laga untuk bisa mencetak 13 gol. Rekor itu masih bertahan sampai saat ini sebagai gol terbanyak di Piala Dunia.

Sayangnya, Fontaine gagal mengantarkan negaranya menjadi juara pada Piala Dunia tahun itu. Karier Fontaine sendiri terbilang cukup baik di level klub. Namun, hanya 4 tahun setelah Piala Dunia 1958, ia dipaksa pensiun dini karena cedera kaki yang terus berulang. Usia Fontaine saat itu masih 28 tahun.

2.Brian Laudrup

Brian Laudrup (eurosport.com)

Brian Laudrup adalah adik dari legenda Denmark, Michael Laudrup. Ketika masih aktif bermain, Brian saat itu dikenal sebagai sosok pemain hebat yang bisa bermain di berbagai posisi. Ia bahkan pernah membela sejumlah tim elite Eropa, seperti Bayern Munchen, Fiorentina, AC Milan, Chelsea, hingga Ajax Amsterdam.

Bersama klub-klub itu, Laudrup sukses mencetak total 84 gol dan mempersembahkan berbagai gelar. Namun, cedera yang berkepanjangan memaksanya untuk pensiun pada usia 31 tahun. Brian sendiri mengalami cedera ligamen lutut anterior pada tahun 1991 dan semakin memburuk setelah Piala Dunia 1998.

3.Luc Nilis

Luc Nilis (thesefootballtimes.co)

Nama Luc Nilis mungkin tidak terlalu familier di kalangan sepak bola saat ini. Walau begitu, ia pernah menikmati tugas yang baik bersama Anderlecht dan PSV. Lebih hebatnya lagi, sang pemain mencetak setidaknya 100 gol untuk setiap klub itu. Namun, kariernya langsung terhenti ketika bermain di kompetisi Premier League bersama Aston Villa.

Hanya dalam pertandingan ketiganya dengan Aston Villa pada tahun 2000, sang penyerang harus mengalami cedera tulang kering akibat benturan keras dengan kiper Ipswich Town, Richard Wright. Bahkan, saking parahnya, kaki Nilis hampir saja diamputasi saat itu. Nilis kemudian memutuskan untuk gantung sepatu di usia 32 tahun.

4.Marco van Basten

Marco van Basten (eurosport.com)

Marco van Basten adalah salah satu penyerang terbaik yang pernah menghiasi permainan sepak bola. Pemain asal Belanda itu meraih banyak kesuksesan ketika bermain untuk AC Milan. Namun, pemenang tiga gelar Ballon d’Or ini harus menderita cedera pergelangan kaki yang buruk pada 1993.

Sempat cuti dari sepak bola selama dua tahun, van Basten yang comeback saat itu gagal menemukan kembali permainan terbaiknya. Hal tersebut tentu saja sangat mengecewakan bagi van Basten yang saat itu masih berada di level tertinggi. Van Basten kemudian memilih pensiun di usia 30 tahun.

5.Ronaldo

Ronaldo Nazario (goal.com)

Ronaldo dikenal secara luas sebagai sosok penyerang yang sangat mematikan. Pemain asal Brasil ini pertama kali mencuat ketika bermain bersama PSV Eindhoven dengan mengoleksi 35 gol di musim debutnya. Karena kualitas yang menjanjikan, sang pemain kemudian bergabung dengan Barcelona, ​​​​Inter Milan, Real Madrid, dan AC Milan.

Namun, cedera lutut yang terus-menerus membuat performa Ronaldo menurun. Pada tahun 2008, Milan terpaksa melepas sang pemain secara gratis. Sejak saat itu, Ronaldo tidak pernah menjadi sosok penyerang yang sama lagi. Ia mengakhiri kariernya sebagai pesepak bola tiga tahun kemudian di Corinthians pada usia 30 tahun.

 

Jika tidak mengalami cedera serius dan harus pensiun, ada kemungkinan mereka bisa tampil jauh lebih produktif lagi. Apakah keputusan mereka untuk pensiun dini menjadi langkah yang tepat?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team