para pemain Timnas Chile (fifa.com)
Timnas Chile mendapat sanksi berat dari FIFA akibat insiden yang dikenal sebagai El Maracanazo. Peristiwa itu terjadi saat pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 1990 zona CONMEBOL antara Brasil dan Chile di Maracana pada 3 September 1989. Zona CONMEBOL saat itu mendapatkan jatah 4+1, tetapi Argentina yang berstatus sebagai juara bertahan lolos secara otomatis, sehingga tinggal tiga tim yang bisa lolos ke Piala Dunia 1990. Tiga tempat kosong itu diberikan kepada tim yang menjadi juara grup 1, 2, dan 3 sementara runner-up terbaik akan melalui babak play-off melawan wakil dari zona Oceania.
Laga melawan Brasil menjadi penentuan langkah Brasil dan Chile dalam memperebutkan jatah tersisa Piala Dunia 1990. Brasil unggul terlebih dahulu lewat gol Careca pada babak kedua menit ke-46. Hal tersebut memicu antusiasme fans Timnas Brasil sampai menyalakan kembang api, bom asap, dan flare. Tiba-tiba, kiper Timnas Chile, Roberto Rojas, jatuh ke tanah dengan berlumuran darah di kepalanya dan terdapat sebuah flare di dekatnya.
Rojas langsung dilarikan ke rumah sakit serta para pemain dan ofisial Timnas Chile menolak meneruskan pertandingan. Akan tetapi, CONMEBOL menemukan fakta dari rekaman video dan foto bahwa sebenarnya Rojas tidak terkena flare. Ditambah lagi, hasil pemeriksaan medis menunjukkan bahwa luka di kepala Rojas berasal dari sayatan. Rojas akhirnya mengaku bahwa ia sengaja melukai dirinya dengan silet yang ia sembunyikan di dalam sarung tangan kiper.
Akibat aksinya itu Rojas dipaksa pensiun dini sebagai pemain sepak bola setelah FIFA menjatuhi hukuman larangan bermain seumur hidup. Selain itu, Timnas Chile juga dilarang tampil di Piala Dunia 1994 serta dinyatakan kalah WO 0-3. Peristiwa ini tercatat sebagai skandal paling memalukan dalam sejarah sepak bola.