Madison Hammond, pesepak bola pribumi pertama di National Women's Soccer League. (instagram.com/gohaamm)
Itu masih ditambah hambatan lain seperti adiksi dan isu kesehatan mental. Dilansir American Addiction Centers, penduduk Amerika Serikat yang terjebak dalam lingkaran adiksi alkohol dan obat-obatan terlarang pada 2022 didominasi warga pribumi. Persentasenya mencapai 24 persen, mengalahkan kelompok etnik lain. Data serupa ditemukan pula di Australia pada 2022—2023. Sebanyak 28 persen warga pribumi di Australia mengaku mengonsumsi obat-obatan terlarang dan 33 persen dari responden mengonsumsi alkohol dengan dosis yang berisiko terhadap kesehatan.
Fakta ini banyak dikaitkan dengan masa lalu pahit mereka sebagai korban penjajahan dan asimilasi paksa. Liputan Matthew Blackwell untuk unHerd menyebut bahwa penduduk pribumi mengalami berbagai trauma yang diturunkan dari generasi ke generasi. Spesifik untuk kasus Australia, ada istilah "Stolen Generations". Ia merujuk kepada era kegelapan untuk penduduk pribumi karena kebijakan asimilasi paksa oleh pemerintah Australia yang dikuasai pejabat kulit putih. Era itu berlangsung lintas abad dari 1800-an sampai 1970.
Kebijakan yang sama juga dilakukan pemerintah Amerika Serikat pada 1890-an hingga 1900-an. Metodenya dengan membawa paksa anak-anak pribumi untuk tinggal dan "dididik" di sebuah asrama agar bisa beradaptasi dengan gaya hidup modern. Tak sedikit abuse yang harus mereka terima, seperti kekerasan fisik, verbal, dan seksual. Ditambah dengan paksaan untuk keluar dari tradisi mereka sebagai seorang nomaden dan hidup bergantung penuh kepada alam, ini yang membuat banyak penduduk pribumi mengalami berbagai isu kesehatan mental.
Narkoba dan alkohol pun sering dilihat sebagai pelarian yang kemudian diturunkan pada generasi mereka berikutnya. Sebagai konteks, seorang pecandu alkohol dan narkoba biasanya rentan menelantarkan anak mereka dan akhirnya mendorong keturunan mereka terjerumus dalam lingkaran setan yang sama. Pada era modern, abuse secara langsung memang berkurang. Namun, mereka masih jadi objek diskriminasi dan pembiaran pemerintah setempat. Di Amerika Serikat, Australia, dan Kanada banyak kasus pembunuhan penduduk pribumi yang tak diusut tuntas.