Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret bagian luar Old Trafford, markas Manchester United
potret bagian luar Old Trafford, markas Manchester United (unsplash.com/Nat Callaghan)

Intinya sih...

  • Benjamin Sesko masih beradaptasi sebagai penyerang tengah dengan peran yang baik

  • Minimnya suplai bola dan adaptasi dengan rekan baru jadi hambatan bagi Sesko

  • Dengan kualitas teknis dan fisiknya, hanya soal waktu bagi Benjamin Sesko memberikan kontribusi untuk MU

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Manchester United memulai 2025/2026 dengan sejumlah wajah baru di lini depan, termasuk penyerang muda Slovenia, Benjamin Sesko. Dibeli dari RB Leipzig senilai 65 juta pound sterling plus add-ons, ia menjadi sorotan besar karena dianggap sebagai investasi jangka panjang klub. Harapan tinggi melekat kepadanya, terlebih The Red Devils membutuhkan solusi atas tumpulnya lini serang musim lalu yang hanya mencetak 44 gol di liga, terendah sepanjang era English Premier League (EPL) mereka.

Namun, lima laga awal Sesko di Premier League menunjukkan perjalanan adaptasi yang masih tertatih. Sang penyerang baru mencatat 282 menit bermain, sebagian besar sebagai pemain pengganti dan belum mencatatkan kontribusi signifikan. Meski demikian, analisis terhadap performa dan gaya bermainnya memperlihatkan tanda-tanda potensi besar yang bisa berkembang seiring waktu.

1. Benjamin Sesko masih beradaptasi, tetapi sudah jalankan peran penyerang tengah dengan baik

Benjamin Sesko menjalani lima pertandingan pertamanya di Premier League 2025/2026 dengan status sebagai pemain baru yang masih mencari pijakan. Dari total 282 menit bermain, ia lebih sering tampil dari bangku cadangan, termasuk dalam laga debutnya melawan Arsenal dan penampilan penuh pertamanya di Derbi Manchester. Situasi ini wajar, sebab ia melewati pramusim yang terpotong akibat proses transfer yang panjang dari RB Leipzig ke Manchester United.

Dalam tiap kesempatan di lapangan, Sesko berusaha menampilkan peran dasar seorang penyerang tengah. Ia konsisten menempel di garis pertahanan lawan, mencari celah di titik buta bek, dan berusaha menggunakan kecepatan serta fisiknya untuk menciptakan peluang. Pola pergerakannya juga memperlihatkan kecerdasan dalam memilih lawan yang lebih lambat atau lemah dalam duel, sehingga ia bisa memanfaatkan keunggulannya saat bola datang.

Meski belum menghasilkan gol, beberapa momen mengisyaratkan potensinya yang menjanjikan. Pergerakannya dalam mencari ruang menunjukkan kesabaran dan keberanian, bahkan saat Manchester United kesulitan menjaga penguasaan bola di lini depan. Kemampuan duel udara, yang menjadi salah satu keunggulannya sejak di Leipzig, juga masih terlihat dan bisa menjadi senjata penting bagi MU ke depan.

2. Minimnya suplai bola dan adaptasi dengan rekan baru jadi hambatan Benjamin Sesko

Salah satu kendala terbesar yang dihadapi Benjamin Sesko pada awal musim 2025/2026 ini adalah minimnya suplai bola yang bisa ia manfaatkan. Situasi ini mengingatkan kepada keluhan terhadap Rasmus Hojlund dan Joshua Zirkzee musim lalu. Penyerang tengah jarang menerima distribusi dari lini tengah maupun sayap.

Selain itu, Manchester United masih kesulitan menjaga penguasaan bola di sepertiga akhir lapangan, sehingga Sesko jarang menerima umpan dalam posisi ideal. Data The Athletic menegaskan, ia hanya mencatat rata-rata kurang dari 10 sentuhan di kotak penalti dalam 5 laga perdananya, jumlah yang jauh dari cukup untuk seorang penyerang utama. Hal ini membuat efektivitasnya terhambat meski pergerakannya sudah tepat di area berbahaya.

Kehadiran Sesko juga berbarengan dengan pembangunan ulang lini depan MU. Klub mendatangkan Matheus Cunha dan Bryan Mbeumo untuk melengkapi serangan dalam formasi 3-4-2-1 yang diterapkan Pelatih Ruben Amorim. Ketiganya belum memiliki banyak waktu bermain bersama, sehingga pola pergerakan dan kombinasi serangan masih belum konsisten. Hal ini menyebabkan banyak serangan MU terhenti sebelum mencapai kotak penalti lawan.

Situasi tersebut membuat Sesko kerap turun terlalu dalam hanya untuk terlibat dalam permainan. Padahal, insting terbaiknya muncul saat ia menerima suplai cepat di belakang garis pertahanan, sesuatu yang ia perlihatkan dengan efektif di RB Leipzig pada musim sebelumnya. Tantangan utama Amorim kini adalah menciptakan koneksi yang solid di lini depan, sehingga Sesko tidak perlu meninggalkan posisinya di kotak penalti. Dengan distribusi bola yang lebih rapi, kualitas Sesko bisa tampil lebih optimal.

3. Dengan kualitasnya, hanya soal waktu bagi Benjamin Sesko memberikan kontribusi untuk MU

Walau start awalnya belum mencetak gol, kualitas teknis dan fisik Benjamin Sesko sudah menegaskan dirinya sebagai penyerang dengan prospek besar. Dengan tinggi badan 195 sentimeter, ia memiliki keunggulan dalam duel udara yang melampaui Rasmus Hojlund maupun Joshua Zirkzee. Kecepatan larinya yang mencapai 35,7 km/jam di Bundesliga Jerman musim lalu menempatkannya sejajar dengan penyerang cepat seperti Alexander Isak dan hanya sedikit di bawah Erling Haaland.

Kemampuannya dalam menyelesaikan peluang juga menunjukkan variasi yang luas. Menurut Opta Analyst, selama 2 musim di RB Leipzig, dari 25 gol nonpenalti, ia mencetak 13 dengan kaki kanan, 4 dengan kaki kiri, dan 8 lewat sundulan. Ini membuktikan, ia bukan hanya penyerang satu dimensi, melainkan juga pemain dengan fleksibilitas tinggi dalam berbagai situasi. Akan tetapi, konsistensi menjadi pekerjaan rumah utama, karena catatan golnya masih sering datang dalam bentuk streak singkat sebelum kemudian menurun.

Manchester United sendiri tidak menuntut Sesko langsung mencetak 20 gol pada musim perdananya. Dengan kehadiran Matheus Cunha dan Bryan Mbeumo yang juga menjadi ancaman gol dari sisi sayap, beban mencetak gol tidak sepenuhnya berada di pundak Sesko. Klub harus memberi ruang baginya untuk berkembang secara bertahap, dengan harapan ia bisa berevolusi dari pencetak gol ulung yang konsisten. Dengan menit bermain yang lebih reguler dan suplai bola yang lebih stabil, Sesko berpotensi tumbuh menjadi penyerang utama MU dalam jangka panjang.

Fans Manchester United seharusnya tidak perlu khawatir dengan performa awal Benjamin Sesko. Ia hanya perlu diberi waktu dan ruang untuk menyesuaikan dan tumbuh dalam skema Ruben Amorim. Jika didukung dengan sistem yang lebih stabil serta chemistry yang kian terbangun bersama rekan-rekan barunya, ia berpotensi menjelma sebagai solusi utama lini depan MU pada masa mendatang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team