Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Para pemain Manchester City tertunduk lesu usai kalah 0-4 dari Tottenham Hotspur. (premierleague.com)
Para pemain Manchester City tertunduk lesu usai kalah 0-4 dari Tottenham Hotspur. (premierleague.com)

Manchester City secara mengejutkan kalah telak (0-4) dari Tottenham Hotspur di Etihad Stadium, Manchester, Inggris, pada pekan ke-12 English Premier League (EPL) 2024/2025, Minggu (24/11/2024). Hasil ini membuat The Citizens memperpanjang rekor lima kekalahan beruntun di semua kompetisi. Catatan tersebut menjadi yang terburuk bagi karier Pep Guardiola sebagai manajer Manchester City sejak 2016/2017.

Lantas, apa yang bikin Man City kalah 0-4 dari Tottenham di EPL 2024/2025?

1. Kesalahan koordinasi di lini belakang saat Tottenham melancarkan serangan balik

Dejan Kulusevski melapas umpan silang kepada James Maddison yang berdiri tanpa pengawalan. (premierleague.com)

Tottenham Hotspur memanfaatkan kelemahan Manchester City di lini tengah dan belakang dengan menerapkan strategi serangan balik cepat. Keempat gol klub berjuluk The Lilywhites itu berawal dari serangan balik yang mengandalkan dua pemain sayap yang punya kecepatan, ketangkasan olah bola, dan kecermatan dalam melihat visi permainan, seperti Dejan Kulusevski, Timo Werner, serta Son Heung Min. Lini tengah Manchester City juga tampak mudah dieksploitasi dengan determinasi James Maddison yang dua kali menusuk ke kotak penalti dan menyelesaikan umpan dengan baik.

Dilansir laman resmi Premier League, lini tengah Manchester City begitu terbuka dengan tiga gelandang Tottenham, yang terdiri dari Yves Bissouma, Pape Sarr, dan James Maddison, berdiri bebas tanpa penjagaan ketat. Ditambah lagi, jarak antarpemain di lini belakang Manchester City begitu jauh. Hal ini menciptakan ruang kosong di kotak penalti The Citizens yang mampu dimanfaatkan Maddison saat menorehkan gol pertama dan kedua Tottenham pada babak pertama.

Hal tersebut diakui sendiri oleh manajer Manchester City, Pep Guardiola. Dilansir ESPN, ia mengatakan, pertahanan timnya begitu rapuh. Guardiola bahkan mengakui laga ini menjadi yang terburuk secara defensif dalam 8 tahun kariernya sebagai manajer Manchester City.

2. Efektivitas Tottenham dalam memanfaatkan peluang mencetak gol

James Maddison (kanan) mencetak dua gol ke gawang Manchester City. (premierleague.com)

Fotmob melaporkan, Manchester City tetap menguasai pertandingan dengan menorehkan 58 persen penguasaan bola, melepaskan 5 tembakan tepat sasaran dari 23 percobaan, dan menciptakan 4 peluang. Sayangnya, mereka gagal menyelesaikan semua peluang tersebut dengan baik. Situasi menjadi lebih buruk ketika Tottenham Hotspur tampil begitu efektif dalam memanfaatkan peluang.

The Lilywhites hanya menguasai bola 42 persen serta mencatat 7 tembakan tepat sasaran dari 9 percobaan selama 90 menit. Dari 7 sepakan on target itu, 6 di antaranya menghasilkan peluang besar dan membuahkan 4 gol. Uniknya, keempat gol tersebut tercipta dari serangan balik efektif yang mengandalkan umpan silang dari kedua sisi sayap. Hal ini membuktikan strategi manajer Tottenham, Ange Postecoglu, mampu mengeksploitasi sisi sayap Manchester City.

3. Cederanya Rodri dan Mateo Kovacic berpengaruh besar kepada lini tengah The Citizens

Rodri mengalami cedera ACL dalam laga Manchester City versus Arsenal. (premierleague.com)

Manchester City masih kesulitan mencari pengganti Rodri di lini tengah. Situasi makin buruk setelah Mateo Kovacic yang mengisi posisi gelandang bertahan nomor 6 juga mengalami cedera dan harus absen selama sebulan. Pep Guardiola mencoba memanfaatkan Rico Lewis dan Ilkay Guendogan sebagai double pivot dengan Bernardo Silva bermain di posisi gelandang serang. Akan tetapi, Lewis dan Guendogan gagal menutup lubang di lini tengah Manchester City.

Momen tersebut begitu terlihat ketika James Maddison lepas dari penjagaan Guendogan di lini tengah pada gol pertama Tottenham Hotspur. Lewis yang naik membantu serangan gagal kembali menutup pertahanan sehingga Maddison bisa menusuk ke kotak penalti Manchester City tanpa penjagaan. Terlebih lagi, Guardiola terlambat memasukkan Kevin De Bruyne saat The Citizens sudah tertinggal 0-3 dari Tottenham pada menit ke-74. Ia juga tidak memberikan kepercayaan kepada Matheus Nunes yang bisa bermain sebagai gelandang bertahan nomor 6 untuk tampil dalam laga ini.

Manchester City kini mengoleksi 23 poin di peringkat kedua klasemen sementara EPL per pekan ke-12 2024/2025. Mereka tertinggal 8 poin dari Liverpool yang memuncaki klasemen sementara EPL lewat koleksi 31 poin. Kekalahan ini makin memperkecil kans Manchester City dalam perburuan gelar juara EPL. Mereka juga harus berhadapan dengan Liverpool pada pekan ke-13 pada 1 Desember 2024. Akankah Pep Guardiola dan para pemain Manchester City bangkit dari hasil-hasil buruk ini saat bersua The Reds?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team