Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret logo Real Madrid (unsplash.com/@simonreza_)

Intinya sih...

  • Trent Alexander-Arnold resmi meninggalkan Liverpool dan kemungkinan besar akan pindah ke Real Madrid setelah kontraknya berakhir.
  • Sebagai bek kanan, ia dikenal sebagai playmaker dengan 86 assist sepanjang kariernya di Liverpool, memberikan kontribusi signifikan dalam membangun serangan dari belakang.
  • Kedatangannya di Real Madrid diharapkan dapat memberikan kreativitas baru pada lini belakang klub yang sedang menjalani transformasi besar dalam skuad dan gaya bermainnya.

Trent Alexander-Arnold resmi mengumumkan akan meninggalkan Liverpool pada akhir musim 2024/2025 setelah kontraknya berakhir pada Senin (5/5/2025) kemarin. Meski belum ada kesepakatan resmi, pemain asal Inggris ini kemungkinan besar akan pindah ke Real Madrid. Spekulasi ini diperkuat dengan laporan berbagai media Eropa yang menyebutkan pembicaraan antara pihak sang calon pemain dan Los Blancos telah mencapai kesepakatan verbal.

Keputusan Alexander-Arnold untuk tidak memperpanjang masa baktinya di Anfield menjadi momen emosional bagi pendukung Liverpool. Selama 8 musim terakhir, ia telah menjadi simbol keberhasilan generasi Juergen Klopp dengan torehan berbagai gelar bergengsi. Kini, sorotan beralih ke potensi dampak yang bisa ia berikan apabila bergabung dengan Real Madrid, klub yang tengah menjalani transformasi besar dalam skuad dan gaya bermainnya.

1. Trent Alexander-Arnold memiliki kemampuan distribusi bola di atas rata-rata bek sayap

Trent Alexander-Arnold bukanlah full-back biasa. Sejak promosi ke tim utama Liverpool pada 2016, ia telah mendefinisikan ulang peran bek kanan modern dengan atribut playmaker yang menonjol. Ia dikenal sebagai bek sayap dengan kemampuan distribusi bola yang presisi dan berperan penting dalam membangun serangan dari belakang.

Menurut data Opta Analyst, sejak debutnya pada Oktober 2016, Alexander-Arnold telah mencatatkan 86 assist di semua kompetisi sepanjang kariernya di Liverpool. Angka ini hanya kalah dari Mohamed Salah yang menorehkan 110 assist. Ia juga memiliki rerata 2,3 umpan kunci per pertandingan, angka yang mengungguli banyak gelandang serang papan atas. 

Alexander-Arnold memiliki peran unik sebagai inverted full-back. Ia kerap diberi kebebasan untuk bergerak ke tengah lapangan seperti gelandang tambahan untuk memaksimalkan potensi teknik dan visinya. Sistem ini tak hanya memperluas perannya secara taktis, tetapi sekaligus memberikan fondasi kuat untuk mengadaptasi peran serupa di Real Madrid. Dalam skema yang tepat, kontribusinya sebagai bek kanan meluas hingga menjadi pengatur tempo sekaligus pelayan bagi para penyerang.

2. Trent Alexander-Arnold bisa jadi kunci dalam mengatasi masalah progresi bola di Real Madrid

Real Madrid dikenal sebagai klub dengan lini tengah dan depan bertalenta. Akan tetapi, pada musim ini mereka menunjukkan kekurangan dalam hal kreativitas dari area pertahanan, terutama setelah kepergian Marcelo Vieira dan Toni Kroos. Posisi bek kanan saat ini ditempati Dani Carvajal dan Lucas Vazquez, dua pemain yang sudah berusia di atas 30 tahun dan tidak menawarkan dimensi progresi yang sama dengan Alexander-Arnold.

Dalam banyak pertandingan penting, Real Madrid tampak kesulitan membongkar pertahanan lawan ketika lini tengah mereka dikunci. Kurangnya distribusi progresif dari bek membuat mereka bergantung kepada improvisasi dari Vinicius Junior, Kylian Mbappe, atau Jude Bellingham. Kehadiran Alexander-Arnold bisa menjadi jawaban atas permasalahan ini, mengingat ia mampu menginisiasi serangan dari garis pertahanan dengan cepat dan akurat.

Alexander-Arnold juga menawarkan fleksibilitas yang sangat dibutuhkan Real Madrid. Ia dapat berperan sebagai bek kanan tradisional dalam formasi 4-3-3, atau berfungsi sebagai deep-lying playmaker dalam sistem 3-5-2 yang semakin umum diterapkan tim elit Eropa. Keberadaan pemain sepertinya di sisi kanan lapangan akan memaksa lawan untuk melebarkan blok pertahanan mereka yang akan menciptakan ruang tambahan untuk para penyerang Madrid.

3. Trent Alexander-Arnold bakal jadi bagian dari transisi besar-besaran Real Madrid

Kedatangan Trent Alexander-Arnold ke Santiago Bernabeu akan terjadi pada saat yang tepat, mengingat Real Madrid sedang menjalani regenerasi besar-besaran. Mereka tengah membangun masa depan dengan fondasi pemain muda seperti Jude Bellingham, Eduardo Camavinga, Aurelien Tchouameni, dan Vinicius Junior. Pelatih baru yang akan menggantikan Carlo Ancelotti diharapkan membawa filosofi yang segar dan lebih berani mengeksplorasi potensi taktik modern.

Alexander-Arnold, yang masih berusia 26 tahun, dapat menjadi bagian penting dari proyek jangka panjang ini. Ia memiliki pengalaman bertanding di final Liga Champions Eropa sebanyak tiga kali dan memenangi liga domestik. Hal ini membuatnya akrab dengan ekspektasi tinggi yang selalu melekat bagi pemain Real Madrid.

Integrasinya ke dalam skuad El Real juga dapat mempercepat harmonisasi tim yang sedang dibentuk. Gaya bermain teknikal Alexander-Arnold cocok dengan pendekatan dominan penguasaan bola yang ingin dikembangkan Real Madrid. Kemampuannya untuk bekerja sama dalam ruang sempit akan memudahkan kombinasi dengan gelandang teknis seperti Bellingham dan gelandang bertahan seperti Camavinga.

4. Trent Alexander-Arnold akan menemui tantangan secara teknis dan mental di LaLiga Spanyol

Meski potensi dampaknya besar, Alexander-Arnold tetap harus menghadapi sejumlah tantangan ketika bergabung dengan Real Madrid. LaLiga Spanyol dikenal memiliki tempo permainan yang berbeda dengan Premier League dengan pendekatan taktik yang lebih terstruktur dan ruang yang lebih terbatas untuk eksplorasi individu. Ia harus belajar menyesuaikan diri dengan gaya main yang menuntut disiplin posisi serta membaca permainan lawan dengan cermat.

Ekspektasi pendukung Real Madrid pun sangat tinggi. Sejarah klub ini dipenuhi oleh pemain besar yang sukses membawa trofi kejuaraan dan tekanan untuk langsung tampil impresif akan menghampiri sejak hari pertama. Adaptasi bukan hanya soal fisik atau taktik, tetapi juga mentalitas untuk bermain di bawah sorotan publik dan media Spanyol yang sangat kritis.

Namun, di balik tantangan tersebut, terdapat peluang besar bagi Alexander-Arnold untuk mengekspansi kemampuannya. Sistem Real Madrid yang fleksibel membuka kemungkinan bagi peran hybrid antara bek kanan dan gelandang, posisi yang sudah ia jalani di Liverpool dalam beberapa musim terakhir. Jika mampu menyesuaikan diri dengan cepat, Alexander-Arnold tidak hanya akan sukses di Madrid. Ia bisa menjadi ikon baru klub dalam era transisi ini.

Trent Alexander-Arnold merupakan pemain dengan kombinasi langka antara teknik, visi, dan pengalaman pada usia yang relatif muda. Potensi dampaknya di Real Madrid sangat besar, terutama dalam memperkuat lini belakang yang kini membutuhkan sentuhan kreativitas baru. Jika transfer ini terealisasi, publik Santiago Bernabeu bisa saja menyaksikan kelahiran kembali konsep Los Galacticos dalam wujud bek kanan modern asal Liverpool ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team