Ketika Benfica mengaktifkan klausul pembelian Alvaro Carreras dari Manchester United pada musim panas 2024, banyak pihak yang memandangnya sebagai transaksi biasa. Hanya setahun berselang, nilai pasarnya melonjak ke angka 18 juta euro (Rp334,8 miliar). Bahkan, dalam sistem valuasi lain, estimasi nilainya bisa menembus angka 20 juta euro atau setara Rp372 miliar lebih dengan potensinya yang meningkat.
Performanya yang konsisten di Liga Primeira Portugal dan Liga Champions Eropa, termasuk tampil penuh saat Benfica menghajar Atletico Madrid 4-0 pada Oktober 2024, membuat klub-klub besar Eropa mulai bergerak. Real Madrid, mantan klub akademinya, menunjukkan minat serius dan sedang melakukan negosiasi untuk memboyongnya pada musim panas ini. Selain Madrid, Liverpool juga mempertimbangkan Carreras sebagai pengganti jangka panjang bagi Andrew Robertson. Barcelona dan Juventus pun turut memantau situasi sang pemain.
Manchester United, yang sempat menyisipkan klausul buyback senilai 18–20 juta euro (Rp334,8–372 miliar), kini berada dalam dilema besar. Mereka telah mendatangkan Patrick Dorgu dari US Lecce seharga 30 juta euro (Rp558,2 miliar), dan mengisi sektor kiri pertahanan dengan opsi lain seperti Luke Shaw dan Harry Amass. Namun, melihat performa Carreras yang semakin matang, tekanan untuk memulangkannya kembali kian besar meskipun langkah itu tidak semudah yang dibayangkan karena persaingan dengan klub-klub lain.
Situasi ini menunjukkan satu hal penting bagi Benfica yang kembali membuktikan sebagai salah satu klub terbaik Eropa dalam mengelola aset muda. Mereka mendatangkan Carreras dalam kondisi kurang percaya diri dan memberinya lingkungan yang mendukung untuk berkembang. Hasilnya, dalam waktu kurang dari 2 tahun, mereka memiliki bek kiri andalan yang juga diincar klub-klub top Eropa.
Minat klub-klub elite kepada Alvaro Carreras bukan tanpa alasan. Ini merupakan hasil dari performa konsisten, dukungan klub, dan perkembangan teknisnya yang luar biasa. Bagi Manchester United, ini menjadi kesekian kalinya mereka mengoleksi talenta muda, lalu membuangnya tanpa pikir panjang.