Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi stadion sepak bola
ilustrasi stadion sepak bola (IDN Times/Mardya Shakti)

Intinya sih...

  • Eberechi Eze dianggap mampu menghidupkan kreativitias serangan di sisi kiri Arsenal

  • Eberechi Eze sejajar dengan pemain elite Premier League dalam hal menciptakan peluang

  • Arsenal berhasil salip rival sekota untuk mengamankan Eberechi Eze

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Arsenal kembali menjadi sorotan terkait pergerakan mereka pada bursa transfer musim panas 2025. Cedera Kai Havertz memaksa Pelatih Mikel Arteta mencari pengganti yang mampu menjaga kedalaman sekaligus menambah variasi serangan. Dari sekian nama yang muncul, Eberechi Eze menjadi sosok yang paling masuk akal bagi kebutuhan jangka pendek maupun visi jangka panjang klub.

Eze sendiri bukan nama asing bagi Arsenal. Ia pernah menimba ilmu di akademi klub sebelum dilepas pada usia 13 tahun, dan perjalanan kariernya kini berputar kembali ke London Utara. Kombinasi latar belakang emosional, kualitas individu yang menonjol, dan kebutuhan taktis membuat transfer ini terasa seperti langkah yang sudah lama dipersiapkan.

1. Eberechi Eze dianggap mampu menghidupkan kreativitias serangan di sisi kiri Arsenal

Arsenal sudah membangun lini tengah yang solid dengan kombinasi kekuatan fisik dan disiplin taktik melalui Declan Rice, Martin Odegaard, hingga kedatangan gelandang baru seperti Martin Zubimendi dan Christian Norgaard. Meski struktur struktur gelandang kini lebih stabil, tetapi inkonsistensi serangan di sisi kiri bisa menjadi ganjalan. Cederanya Kai Havertz ditambah performa angin-anginan Gabriel Martinelli membuat kreativitas di sektor tersebut kurang maksimal.

Eberechi Eze hadir sebagai jawaban atas masalah tersebut. Ia mampu beroperasi sebagai gelandang serang, sayap kiri, maupun second striker, sehingga fleksibilitas posisinya bisa menambah opsi Mikel Arteta. Lebih dari itu, gaya bermainnya yang flamboyan dengan dribel progresif dan visi umpan vertikal menjadikan Eze tipe pemain yang mampu membongkar pertahanan ketat. Hal ini dianggap penting karena atribut tersebut tak dimiliki banyak pemain di skuad saat ini.

Kemampuan Eze mengalirkan permainan dalam ruang sempit juga terbukti di Crystal Palace, yang notabene bukan tim penguasa bola. Data Opta Analyst menunjukkan, sebagian besar serangan Palace pada 2024/2025 selalu melalui kakinya, dengan 148 kontribusi dalam rangkaian serangan berakhir tembakan, terbanyak di tim. Hal ini menunjukkan Eze bisa menjadi senjata baru Arsenal dalam memberikan variasi serangan sekaligus berbagi beban kreativitas dengan Odegaard.

2. Eberechi Eze sejajar dengan pemain elite Premier League dalam hal menciptakan peluang

Musim 2024/2025 menjadi titik balik besar dalam karier Eberechi Eze. Ia mencatatkan 14 gol dan 11 assist dari 43 penampilan di semua kompetisi. Produktivitas ini membuatnya tampil lebih tajam dibandingkan musim-musim sebelumnya, yang menandai kematangannya sebagai pemain yang sudah memasuki usia emas pada 27 tahun.

Tidak hanya konsisten di Premier League, Eze juga menjadi sosok penentu bagi Crystal Palace di Piala FA 2025. Ia mencetak gol-gol penting pada perempat final melawan Fulham, semifinal melawan Aston Villa, hingga akhirnya Palace mengalahkan Manchester City di final dan mengamankan trofi kejuaraan pertama dalam sejarah klub. Dengan pencapaian itu, Eze menahbiskan dirinya sebagai pemain yang mampu tampil di panggung besar dan menanggung beban ekspektasi.

Statistik Opta Analyst menempatkan Eze sejajar dengan nama-nama elite. Dengan rata-rata 5,6 tembakan dan peluang tercipta per 90 menit. Ini membuatnya setara dengan Bukayo Saka, Cole Palmer, Kevin De Bruyne, Mohamed Salah, dan Bruno Fernandes. Kemampuan mencetak gol dari luar kotak penalti juga memperkuat rekam jejaknya dengan 11 gol jarak jauh sejak 2020, yang menempatkannya sebagai salah satu eksekutor terbaik di Premier League. Semua ini menegaskan performa Eze sudah bukan hanya kilatan bakat, melainkan juga memperlihatkan konsistensi di level tertinggi.

3. Arsenal berhasil salip rival sekota untuk mengamankan Eberechi Eze

Langkah Arsenal mengincar Eberechi Eze tidak lepas dari situasi darurat akibat cedera Kai Havertz. Havertz menderita cedera lutut saat melawan Manchester United pada pekan perdana Premier League 2025/2026, yang memaksa Mikel Arteta mencari solusi cepat. Alih-alih mengambil jalan pintas dengan pinjaman jangka pendek, Arsenal memilih opsi ambisius. Sky Sports melaporkan, klub siap mengeluarkan dana sebesar 67,5 juta pound sterling (Rp1,478 triliun) untuk menyalip Tottenham Hotspur yang hampir mencapai kesepakatan dengan sang pemain.

Selain memenuhi kebutuhan teknis, transfer ini juga menjadi pesan rivalitas. Spurs yang selama berminggu-minggu dalam posisi terdepan untuk merekrut Eze akhirnya dikejutkan dengan manuver cepat Arsenal. Langkah ini sebagai wujud ambisi Arsenal yang tak ingin mengulangi kegagalan musim lalu sekaligus menargetkan raihan gelar juara pada musim ini.

Eze sendiri disebut-sebut memiliki alasan kuat memilih Arsenal. Ia pernah menjadi bagian dari akademi klub dan kedekatan emosional itu membuatnya lebih condong merapat ke Emirates Stadium. Bagi para suporter, keberhasilan mendatangkan Eze tidak hanya kemenangan pada bursa transfer, tetapi juga simbol reuni yang penuh makna.

Kedatangan Eberechi Eze ke Arsenal menghadirkan sosok yang tidak hanya menambah daya gedor sekaligus membawa kisah emosional dan karakter kompetitif yang kuat. Jika Eze mampu meneruskan performa terbaiknya bersama The Gunners, ia bisa menjadi katalis dari tim peringkat kedua atau finalis menjadi kekuatan nyata dalam perebutan gelar juara pada 2025/2026.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team