Krisis pertahanan ini memberikan implikasi langsung terhadap persaingan gelar Premier League 2025/2026, terutama ketika Arsenal menampilkan stabilitas signifikan. Dengan hanya kebobolan 7 gol dari 13 laga, Arsenal memiliki fondasi defensif yang jauh lebih solid dibanding Manchester City. Perbedaan itu menciptakan kesenjangan yang berbahaya bagi tim karena efektivitas serangan saja tidak cukup untuk mengimbangi kelemahan struktural.
Kekalahan dari Bayer Leverkusen juga mengupas masalah kedalaman skuad yang kian mengkhawatirkan. Rotasi besar yang dilakukan Pep Guardiola berujung pada performa yang tidak kompetitif, yang menunjukkan pelapis Manchester City tidak lagi mampu memenuhi standar permainan klub. Jadwal tujuh pertandingan pada Desember 2025 di kompetisi domestik dan Eropa berpotensi meningkatkan risiko inkonsistensi dalam performa mereka.
Kelelahan fisik dan mental pun mulai terlihat ketika Manchester City hanya mampu menjaga konsistensi dalam momen-momen pendek. Pertandingan kontra Fulham menjadi contoh ekstrem karena keunggulan 5-1 berubah menjadi kondisi bertahan panik pada menit-menit akhir. Situasi itu memperlihatkan, Manchester City tidak mampu menjaga struktur fungsional selama 90 menit penuh.
Dikutip The Telegraph usai laga kontra Fulham, Guardiola mengakui bahwa semua gol berasal dari pertahanan yang buruk dan menyebut timnya berada dalam fase bertahan hidup. Pengakuan tersebut memperlihatkan tingkat urgensi yang jarang ia tunjukkan pada musim-musim sebelumnya. Tanpa perbaikan signifikan, Manchester City menghadapi risiko kehilangan tidak hanya gelar juara liga, tetapi juga stabilitas performa dalam kompetisi Eropa.
Implikasi jangka panjangnya dapat muncul dalam bentuk tekanan psikologis dan ketidakpastian performa ketika memasuki fase krusial musim. Pola kebobolan beruntun akan menggerus rasa percaya diri dalam mengelola keunggulan, yang merupakan elemen penting dalam perebutan gelar juara. Jika tren ini tidak kunjung dibenahi, momentum Manchester City bisa runtuh sebelum memasuki periode penentuan.
Manchester City kini menghadapi musim yang penuh tantangan ketika rapuhnya sisi defensif mulai mengubah identitas permainan mereka. Jika masalah struktural ini tidak segera terselesaikan, peluang untuk kembali ke jalur juara akan makin menjauh.