Masalah utama Alexander Isak terlihat sejak hari pertama datang ke Liverpool. Sang striker melewatkan seluruh pramusim 2025 bersama Newcastle United karena memaksakan kepindahannya, sehingga tiba dengan kondisi fisik yang jauh dari ideal. Liverpool menerima pemain yang belum siap secara fisik maupun ritme permainan. Arne Slot bahkan mengaku harus memaksakan menit bermainnya meski pemain lain lebih bugar.
Dampak kebugaran yang buruk tampak jelas dalam tiap penampilannya. Isak jarang melakukan sprint, enggan melakukan pressing, dan kalah dalam banyak duel. Ini kontras dengan profil striker eksplosif sebagaimana yang telah ia tunjukkan saat masih berseragam Newcastle United. Menurut The Athletic, ketajamannya juga menghilang. Ini terlihat dari expected goals (xG) rendah di angka 1,7, peluang berkualitas buruk, serta penyelesaian akhir yang tidak meyakinkan.
Isak telah melewatkan peluang emas 1 lawan 1 kala melawan Manchester United. Ia beberapa kali gagal memanfaatkan peluang sundulan pada laga-laga berikutnya. Banyak tembakannya tidak tepat sasaran, lemah, dan mudah diamankan kiper lawan. Ketidakefektifan ini makin memperjelas ritme bermainnya belum kembali.
Selain itu, chemistry permainan dengan rekan-rekan barunya juga belum begitu nyetel. Mohamed Salah dan Cody Gakpo merupakan winger finisher daripada kreator, sehingga suplai bola kepada Isak sangat terbatas. Koneksinya dengan Florian Wirtz memang sempat menunjukkan tanda-tanda menjanjikan, tetapi jarang terjadi karena masalah rotasi dan cedera.
Contoh pola yang kerap gagal adalah skema Isak turun menjemput bola dalam fase transisi sebelum berlari mencari ruang belakang bek lawan. Umpan akhir dari Salah atau lini tengah sering tidak akurat, yang membuat peluang yang seharusnya jadi peluang yang lebih besar justru hilang percuma. Ketidakselarasan ini makin terlihat karena Liverpool sedang berada dalam kondisi struktural yang tidak stabil.
Berbeda dari musim sebelumnya, musim 2025/2026 memperlihatkan Liverpool yang tidak dominan. Mereka mudah kebobolan lebih dulu sehingga lawan dapat bertahan lebih dalam tanpa risiko. Ketika hal tersebut terjadi, seorang striker akan kesulitan mendapatkan servis. Dalam situasi ini, Isak bukan hanya tidak mampu mencetak gol, melainkan juga tidak terlihat sebagai ancaman sama sekali.