Meski performa membaik, Manchester United belum sepenuhnya seimbang. Area yang paling mengkhawatirkan adalah lini tengah, khususnya ketika Casemiro tidak berada di lapangan. Dalam beberapa laga terakhir, saat ia digantikan, tim kehilangan kontrol dan mudah ditembus di area sentral. Perbandingan statistiknya sangat mencolok dengan 1 gol kebobolan tiap 154 menit bersama Casemiro, dan 1 gol tiap 33 menit tanpanya. Hal ini memperlihatkan belum ada pengganti yang mampu meniru kontribusinya.
Kobbie Mainoo dan Manuel Ugarte sejauh ini belum mampu memberikan efek yang sama dalam stabilitas dan distribusi bola. Mainoo terlihat kehilangan arah dalam peran ganda bertahan-menyerang, sementara Ugarte masih belum mencapai kualitas operasional Casemiro. Dengan Bruno Fernandes lebih ofensif, beban pengendalian ritme pertandingan terlalu berat di pundak pemain Brasil tersebut. Amorim tampaknya membutuhkan tambahan gelandang bertahan untuk menjaga keseimbangan sistem 3-4-3 yang bergantung kepada dua pemain tengah.
Di sisi lain, area wingback juga menjadi titik yang perlu diperbaiki. Rotasi antara Diogo Dalot, Luke Shaw, dan Patrick Dorgu belum memberi konsistensi. Dalot masih kesulitan menciptakan kontribusi menyerang yang efektif, sedangkan Dorgu sering kehilangan posisi saat bertahan, seperti pelanggaran yang ia lakukan kepada Yankuba Minteh saat melawan Brighton hingga membuatnya nyaris mendapat kartu merah dan berujung gol. Performa ini menunjukkan kebutuhan mendesak untuk memperkuat sisi sayap dengan pemain yang mampu menjalankan peran dua arah secara optimal.
Banyak pengamat menilai, MU masih memerlukan dua rekrutan kunci, yakni gelandang bertahan tambahan dan wingback kanan baru. Tanpa keduanya, stabilitas sistem Ruben Amorim berpotensi goyah saat menghadapi jadwal padat Desember 2026 nanti. Namun jika sektor ini dibenahi pada bursa transfer Januari 2026 nanti, peluang MU finis di posisi kelima atau keenam Premier League tampak realistis. Konsistensi yang kini mulai terbentuk bisa menjadi dasar bagi pembangunan jangka panjang, bukan sekadar kebangkitan sesaat.
Ruben Amorim berhasil menanamkan disiplin dan identitas bagi Manchester United, tetapi untuk menjadikan momentum ini berkelanjutan, keseimbangan struktural tetap menjadi pekerjaan rumah terbesar. Untuk saat ini, Setan Merah memang belum sempurna, tetapi akhirnya, mereka kembali menuju jalur yang benar.