Meski ditugaskan menggantikan Rodri, Nico Gonzalez justru menghadirkan dimensi berbeda dalam permainan Manchester City. Latar belakangnya di La Masia serta pengalaman bersama FC Barcelona dan FC Porto membentuknya sebagai gelandang serbabisa. Ia mampu menjalankan peran bertahan sekaligus aktif mendukung serangan dari lini tengah.
Di Porto, pemain berusia 23 tahun ini menorehkan 7 gol dan 5 assist sebelum hengkang ke Inggris. Kembali dikutip The Athletic, ia memimpin dalam jumlah perebutan bola (73), tekel (34), dan memenangkan duel udara (68), menjadikannya salah satu gelandang paling aktif dan agresif di Liga Primeira Portugal pada paruh awal 2024/2025. Selain menggambarkan kemampuannya bertahan, catatan ini juga menunjukkan naluri menyerangnya yang tajam.
Setelah mengenakan seragam Manchester City, Nico menampilkan tingkat akurasi umpan yang luar biasa. Dengan akurasi umpan sebesar 95,6 persen, ia menorehkan rasio tertinggi di antara gelandang tengah tim musim ini, melampaui Rodri (93,44 persen), Mateo Kovacic (93,29 persen), dan Ilkay Guendogan (92,75 persen). Lebih lanjut, ia mencatatkan 6,39 umpan progresif dan 6,67 umpan di sepertiga akhir lapangan per 90 menit, masing-masing berada di persentil 88 persen dan 96 persen untuk kategori tersebut.
Meski begitu, adaptasi Nico tidak sepenuhnya mulus. Guardiola sempat mencobanya bermain dalam posisi yang lebih ofensif bersama Mateo Kovacic. Namun, dalam beberapa laga, seperti saat melawan Tottenham pada Februari 2025, ia tampak masih kurang disiplin menjaga area hingga harus ditarik keluar lebih awal. Hal ini menunjukkan, walaupun potensinya besar, proses penyesuaian taktis tetap diperlukan agar ia bisa bermain konsisten di Premier League.