Menuju Piala Dunia 2026, pertanyaan mengenai peran ideal Cristiano Ronaldo kembali mencuat. Portugal tidak sepenuhnya lebih baik tanpa Ronaldo, tetapi berbagai sumber menunjukkan tim bisa lebih efisien jika ia dimainkan secara selektif. Pendekatan ini sejalan dengan keberadaan skuad yang makin komplet dan mendalam dalam 2 dekade terakhir, terutama di lini serang.
Roberto Martinez tetap menjadikan Ronaldo bagian inti skuad, tetapi kritik publik lebih banyak menyasar durasi menit bermain ketimbang partisipasinya. Portugal kini memiliki lini serang yang penuh variasi yang membutuhkan ruang untuk berkembang. Dalam beberapa kesempatan, seperti saat Portugal menang 5-2 melawan Swedia pada 2024, performa tim terasa lebih dinamis ketika Ronaldo tidak tampil, sehingga para pemain depan dapat mengekspresikan kreativitas mereka dengan lebih leluasa.
Solusi yang lebih seimbang dapat ditempuh dengan menempatkan Ronaldo sebagai pemain rotasi atau impact sub. Dengan peran tersebut, Portugal dapat memaksimalkan kemampuan finishing dan pengaruh psikologis yang dimilikinya tanpa mengorbankan fleksibilitas tim. Skema ini memungkinkan Portugal menjaga variasi taktik sekaligus mempertahankan ancaman gol dari salah satu pemain terbaik dalam sejarah sepak bola.
Jika ditarik benang merahnya, Portugal cenderung lebih stabil dalam penyelesaian peluang ketika Ronaldo turun laga. Namun, pola permainan mereka sering terlihat lebih kaku dan kurang kreatif. Di sisi lain, ketika Ronaldo absen, permainan Portugal menjadi lebih cepat dan bervariasi, meski konsistensinya belum sepenuhnya terjaga dalam laga-laga besar.
Portugal mungkin siap menatap 2026 dengan Ronaldo tetap di dalam skuad, tetapi apakah mereka sanggup tidak lagi menjadikannya sebagai poros utama tim? Perpaduan talenta muda dengan pengalaman Ronaldo tetap memberikan potensi besar, dan tantangan utama Portugal hanyalah menemukan titik keseimbangan agar performa mereka mencapai level tertinggi.