Ardon Jashari merupakan pemain yang berposisi sebagai gelandang. Ia dapat dimainkan sebagai gelandang sentral dengan karakter box to box atau gelandang bertahan yang menghubungkan lini belakang ke depan. Kualitas permainan Jashari sudah terlihat sejak membela FC Luzern U-18 dan U-21. Tidak heran, ia dapat menjadi gelandang andalan tim utama FC Luzern sejak usianya masih menginjak 20 tahun.
Dilansir Goal, manajer FC Luzern, Mario Frick, menyebut kualitas permainan Jashari seperti dari planet lain. Sebab, ia memiliki ketenangan, kedewasaan, dan kematangan dalam mengambil keputusan layaknya pemain yang sudah berusia 30 tahun. Selain itu, Frick menilai Jashari memiliki jiwa kepemimpinan meski masih berusia 20 tahun. Ia tidak ragu memberikan jabatan kapten kepada sang pemain sejak awal 2022/2023.
Secara teknis, Jashari termasuk gelandang dengan kemampuan komplit. Dilansir Transfermarkt, mantan pencari bakat Club Brugge, Bart Tamsyn, menyebut sang pemain dapat memenangkan duel fisik dan merebut bola dengan minim pelanggaran. Jashari bisa membaca permainan, mengoper bola kepada pemain yang tepat, dan beberapa kali mengancam pertahanan lawan lewat penetrasinya ke kotak penalti. Menurut Tamsyn, karakter permainan Jashari mirip dengan gelandang senior Timnas Swiss, Granit Xhaka, yang sama-sama berkaki kidal dan punya kemampuan mendistribusikan bola dari lini tengah.
Ardon Jashari memasuki lembaran baru dalam kariernya bersama AC Milan pada 2025/2026. Ia diharapkan dapat memberikan dimensi baru di lini tengah I Rossoneri yang sebagian besar diperkuat dengan gelandang tipe petarung. Jashari akan mengisi kekosongan posisi di lini tengah AC Milan setelah Tijjani Reijnders hengkang ke Manchester City.