Di laga kontra Spurs, Arsenal turun dengan tiga gelandang yakni Lucas Torreira, Xhaka, dan Matteo Guendouzi. Nama terakhir sendiri menjadi bintang di laga tersebut, Xhaka menjadi pesakitan, sementara Torreira sedikit tak maksimal dan digantikan Dani Ceballos di babak kedua.
Mengacu pada laga lawan Spurs, Xhaka menunjukkan bahwa ia bukan gelandang bertahan yang bisa diandalkan untuk memotong serangan lawan atau melakukan tugas kotor.
Sebagai trivia, 18,4 persen pelanggaran yang dibuat Arsenal di empat laga awal Premier League 2019/2020, berasal dari “andil” Xhaka. Itu menunjukkan bahwa ia tidak disiplin dan membuat terlalu banyak pelanggaran, di mana salah satunya tentu tekel pada Son Heung-min di kotak penalti.
Untuk memaksimalkan Xhaka, butuh gelandang all round seperti Guendouzi atau Torreira, yang bisa menemani Xhaka di fase bertahan. Mengacu pada statistik, tentu nama Guendouzi jadi andalan.
Selain itu, dari apa yang terlihat di laga kontra Spurs, Arsenal juga butuh gelandang yang bisa menghubungkan lini tengah dan depan sebagai ball carrier. Contoh sederhananya, itu peran yang dimainkan Georginio Wijnaldum di Liverpool dan Timnas Belanda.
Satu nama yang cocok untuk itu adalah Dani Ceballos dan Joe Willock. Mengingat masih belianya Willock dan Ceballos sudah unjuk kemampuannya, maka nama gelandang pinjaman dari Real Madrid ini bisa jadi satu dari tiga gelandang yang siap dimainkan Arsenal di sistem tiga gelandang.