Bagaimana Niko Kovac Membawa Borussia Dortmund Bangkit di Bundesliga?

Borussia Dortmund berhasil finis di empat besar Bundesliga Jerman 2024/2025. Kesuksesan ini diperoleh dengan susah payah pada paruh kedua musim. Kedatangan Niko Kovac membawa pengaruh tersendiri hingga Borussia Dortmund lolos ke Liga Champions Eropa musim depan.
Pada Januari 2025 lalu, Borussia Dortmund mendepak Nuri Sahin dari kursi pelatih setelah performa inkonsisten. Ini membuat Borussia Dortmund terperosok ke posisi sebelas. Kemudian, Niko Kovac datang pada awal Februari 2025 dengan misi membawa tim bangkit pada sisa musim.
Dari yang semula berada di papan tengah, Borussia Dortmund berhasil bangkit dan mengakhiri musim di empat besar berkat tangan dingin Niko Kovac. Lalu, bagaimana cara Niko Kovac bisa membawa Borussia Dortmund bangkit di Bundesliga hingga lolos ke Liga Champions?
1. Niko Kovac menerapkan gaya bermain langsung yang taktis dan cepat
Pada awal kedatangannya, Niko Kovac tak langsung nyetel dengan para pemain yang ada. Setidaknya, pelatih berpaspor Kroasia ini perlu waktu lebih kurang selama sebulan untuk menerapkan gaya bermainnya. Pada periode tersebut, Borussia Dortmund cukup terseok-seok. Dari 6 laga, Borussia Dortmund menderita 4 kekalahan dan hanya 2 kali menang.
Secara perlahan, Kovac membawa perubahan di permainan Borussia Dortmund. Jika dibandingkan gaya bermain Nuri Sahin, terdapat perbedaan yang cukup mencolok, terutama dalam hal penguasaan bola. Kovac lebih menekankan direct football, sedangkan Sahin lebih menguasai permainan. Ini terbukti dengan penurunan rerata persentase penguasaan bola. Bersama Sahin, tim rerata menguasai 59 persen, sedangkan Kovac hanya 57 persen.
Dengan gaya bermain langsung tersebut, pola serangan juga lebih taktis. Transisi cepat yang dilakukan para pemain membuat produktivitas gol Borussia Dortmund meningkat. Umpan-umpan cepat dan agresif yang diperagakan mampu diakhiri dengan sentuhan klinis berbuah gol. Tercatat, Borussia Dortmund berhasil mencetak 35 gol dari 14 laga bersama Kovac.
Salah satu sosok paling menonjol dalam hal tersebut adalah Serhou Guirassy. Dengan nalurinya sebagai striker haus gol, kontribusinya meningkat pesat di bawah asuhan Kovac. Dari 13 laga di Bundesliga, pemain asal Guinea ini mengemas 12 gol dan 1 assist. Jumlah ini cukup jauh ketika dirinya ditangani Sahin. Guirassy hanya membuat 7 gol dan 3 assist dari 15 laga.
2. Borussia Dortmund bermain lebih dinamis dalam bertahan dan menyerang
Selain gaya permainan langsung, pola bertahan juga diperbaiki Niko Kovac. Borussia Dortmund hanya kebobolan 17 gol dari 14 laga. Sementara, Borussia Dortmund asuhan Nuri Sahin kebobolan 31 gol dari 18 laga. Perbandingan di sektor pertahanan ini tentu sangat signifikan.
Data Bundesliga mencatat, Borussia Dortmund asuhan Sahin kebobolan sembilan gol ketika kehilangan bola. Sementara, hal itu hanya terjadi sekali bersama Kovac. Salah satu alasan yang mereduksi hal tersebut adalah para pemain ofensif yang langsung mundur ketika kehilangan bola. Ini membantu para pemain bertahan menutup ruang dan pergerakan lawan.
Dengan permainan menyerang yang taktis, kecepatan para pemain dan akurasi umpan menjadi kunci Borussia Dortmund menghasilkan gol. Mulai pekan ke-27 hingga akhir musim, Borussia Dortmund tidak terkalahkan dengan catatan 7 kemenangan dan 1 keimbangan. Dari 8 laga tersebut, Borussia Dortmund mencetak 26 gol dan kebobolan 10 gol dengan 2 clean sheet.
3. Niko Kovac membawa etos kerja dan semangat tinggi ke Borussia Dortmund
Salah satu alasan naiknya performa Borussia Dortmund pada paruh kedua musim adalah fighting spirit. Niko Kovac dengan etos kerjanya yang tinggi memberikan energi tersebut kepada para pemainnya. Kerja keras semua elemen di Borussia Dortmund akhirnya berdampak nyata pada akhir musim. Borussia Dortmund finis di posisi empat dengan 57 poin.
Jika dibandingkan dengan Nuri Sahin, perolehan poin Kovac unggul tiga angka. Sahin hanya bisa memberikan 25 poin dari 18 kali berlaga. Sementara, Kovac menorehkan 28 poin hanya dari 14 laga. Ini menunjukkan peningkatan kualitas secara signikan bagi Borussia Dortmund.
Niko Kovac pantas dilabeli sukses mengangkat performa Borussia Dortmund di Bundesliga 2024/2025. Dengan kelolosan ke Liga Champions musim depan, hal itu akan menjadi pembuktian sang juru taktik. Pelatih berusia 53 tahun ini masih akan berada di Signal Iduna Park hingga musim panas 2026. Jika mampu membawa Borussia Dortmund kembali ke persaingan juara, bukan tidak mungkin kontraknya bakal diperpanjang. Menarik dinantikan.