Kemenangan meyakinkan atas Aston Villa mengantar Crystal Palace ke final Piala FA untuk ketiga kalinya dan membuka peluang meraih trofi besar pertama mereka. Bukan hanya hasil di lapangan yang berubah, melainkan juga budaya di dalam klub. Kepercayaan kolektif yang dibangun antara manajer dan pemain Palace membuat mereka mampu bersaing dengan siapa saja jika tampil maksimal.
Steve Parish memuji Glasner bukan hanya karena hasil, melainkan juga karena perubahan mentalitas yang dibawanya. "Dia membuat kami semua berpikir berbeda. Saya menyebutnya 'catur berintensitas tinggi'," ujar Parish seperti yang dikutip The Athletic. Tim kini bermain dengan kombinasi disiplin, kecepatan, dan keyakinan yang belum pernah terlihat sebelumnya di Selhurst Park.
Tak dapat dipungkiri jika keberhasilan Glasner telah menciptakan hubungan emosional yang kuat dengan suporter. Namun, ia enggan larut dalam sentimentalitas. Dirinya bahkan mengaku medali yang diraihnya kala menjuarai Liga Europa bersama Eintracht Frankfurt pada 2022 hanya disimpan begitu saja di laci.
Apabila Oliver Glasner sukses memenangkan trofi FA Cup pada 17 Mei 2025, namanya akan tercatat abadi dalam sejarah Crystal Palace. Ia akan disejajarkan dengan Steve Coppell, pelatih legendaris yang membawa The Eagles ke final Piala FA pada 1990. Pencapaian ini akan mengukuhkan posisi Glasner di antara para pelatih besar klub.
Oliver Glasner telah membuktikan, perubahan bukan hanya soal strategi di lapangan, melainkan juga tentang membangun kepercayaan, struktur, dan identitas baru bagi klub. Apapun hasil di final Piala FA 2024/2025 nanti, Crystal Palace telah melangkah ke level yang lebih tinggi berkat kepemimpinannya.