Real Madrid mengalami krisis bek tengah sepanjang 2024/2025. Eder Militao, Antonio Ruediger, dan David Alaba sebagai pilihan utama secara bergantian diserang cedera. Untuk mengakali kekurangan, Carlo Ancelotti akhirnya memasang pemain di posisi lain untuk mengisi tempat tersebut. Salah satunya adalah Aurelien Tchouameni yang merupakan seorang gelandang.
Namun, solusi dadakan tersebut terbukti tidak selalu jitu. Kondisi ini bahkan berakibat fatal karena menjadi salah satu faktor terbesar mereka mengalami nirgelar mereka. Manajemen klub pun sangat menyadari permasalahan yang ada. Mereka lantas bergerak cepat dengan mengamankan jasa Dean Huijsen dari AFC Bournemouth pada 17 Mei 2025. Pemain setinggi 1,97 meter itu diboyong begitu awal agar bisa tampil di Piala Dunia Antarklub 2025.
Urgensi seorang palang pintu anyar bahkan tampak pula dari proses transfer yang dilakukan Real Madrid dalam mendapatkan Huijsen. Mereka tidak banyak bernegosiasi dengan The Cherries karena memilih untuk langsung membayar harga pelepasan sang pemain yang berada di angka 50 juta poundsterling (Rp1,095 triliun). Sosok yang lahir di Belanda tetapi membela Timnas Spanyol itu pun resmi menjadi bek paling mahal dalam sejarah Real Madrid.
Huijsen memang menjadi incaran banyak klub besar karena penampilannya yang mengesankan sepanjang 2024/2025. Pemain yang lahir pada 14 April 2005 tersebut berhasil mengatasinya kerasnya English Premier League (EPL) meski baru bermain untuk pertama kali di kompetisi ini. Kemampuannya dalam bertahan dan ketenangannya dalam menguasai bola seakan tidak menunjukkan bahwa dirinya masih berusia 20 tahun. Selain itu, Huijsen juga cukup produktif karena sudah mencetak 3 gol dan 1 assist per 19 Mei 2025.