Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
deretan pemain FC Abalos (instagram.com/kappa_sport)

FC Abalos, sebuah klub sepak bola perempuan amatir yang berbasis di Atena, Yunani, baru saja merilis sebuah jersey dengan desain unik sebagai bagian dari kampanye kesadaran serta solidaritas untuk pengidap kanker payudara. Jersey ini berhasil mencuri perhatian publik sekaligus jadi bukti kesekian progresivitas tim sepak bola perempuan, terutama yang berkaitan dengan perempuan dan kesetaraan gender.

FC Abalos jelas tak sendiri. Majalah Run Don’t Walk pernah menerbitkan satu artikel yang memfitur 3 klub olahraga inklusif dan semuanya dijalankan perempuan. Seperti FC Abalos, tim-tim itu membuka ruang seluas-luasnya bagi semua orang yang menyatakan diri bergender perempuan untuk bergabung. Beberapa klub bahkan cukup terbuka dengan gender ketiga atau yang dikenal pula dengan istilah nonbiner. FC Abalos bahkan tidak punya batas maksimal usia anggota, yang penting sudah berusia sekurang-kurangnya 18 tahun.

Melihat FC Abalos dan tim-tim sepak bola perempuan lainnya bak sebuah utopia. Mereka cerminan tim olahraga yang seharusnya, tetapi benarkah mereka sudah menjalankan idealisme itu?

1. Sepak bola perempuan didesain sebagai tempat aman untuk atlet

Para pemain Baesianz FC, tim sepak bola perempuan dan nonbiner yang berbasis di London, Inggris. (instagram.com/baesianzfc)

Sejak awal sepak bola perempuan memang dibuat untuk melawan hal-hal yang masih melekat dan jadi isu di sektor sepak bola pria, seperti homofobia, rasisme, dan hooliganisme. Tak heran mereka menjelma semacam tempat aman untuk atlet nonpria (perempuan dan nonbiner) untuk mengembangkan talenta. Itu pula yang membuat kita tak kesulitan menemukan atlet sepak bola perempuan yang terbuka menyatakan diri sebagai bagian dari komunitas LGBTQ+ tanpa khawatir akan dapat masalah atau cercaan.

Tak pelak, wokeness (istilah yang dipakai untuk mengidentifikasi nilai-nilai progresif, seperti toleransi, persamaan hak, inklusivitas, dan kesetaraan gender) jadi bagian integral dari tim-tim sepak bola perempuan. Mereka dapat dengan mudah memasukkan kampanye-kampanye sosial progresif, terutama yang berkaitan erat dengan isu gender seperti antikekerasan domestik, kesetaraan gaji atlet perempuan dan pria, serta lain sebagainya.

2. Masih ada isu yang belum terselesaikan

Editorial Team

Tonton lebih seru di