Suasana Banten International Stadium. (IDN Times/Sandy Firdaus)
Sekira 20 sampai 25 menit dari pusat kota Serang, kami akhirnya tiba di Banten International Stadium. Sesampainya di sana, kami dibuat kaget, karena sama sekali tak ada plang yang menandakan kami sudah sampai.
Hanya ada satu akses jalan masuk kala itu, dan kami masuk bersama iring-iringan mobil salah satu pejabat Banten, entah Bupati, Camat, atau Pangdam. Akses masuk kendaraan hanya satu, tepatnya di Jalan Raya Serang-Pandeglang.
Akses ini juga digunakan oleh fans dan para suporter yang ingin menonton di Banten International Stadium ini. Saat kami datang, tampak fans tengah berjubel masuk ke area stadion, melalui area pemeriksaan tiket yang juga terpusat di dekat akses masuk mobil itu.
Seketika masuk stadion, kami disambut pemandangan ilalang di beberapa titik. Hanya ada satu jalan beton yang menjadi akses untuk keliling stadion, yang bisa kami tafsirkan sebagai ring satu stadion.
Mobil-mobil pun berjubel di area itu, bersama dengan motor-motor dari fans. Beruntung, area ini tidak gelap saat malam, karena sudah dipasangi lampu-lampu. Sekadar informasi, lampu-lampu ini juga ada di akses masuk ke stadion.
Saya bersama jurnalis lain, Abdul dan Risyad, mencoba mengelilingi area ring satu stadion ini. Satu hal yang membuat kami aneh saat itu adalah, 'Mana tulisan Banten International Stadium-nya?'.