Piala Eropa 2020 diwarnai beberapa drama dan kontroversi (thestar.com)
Tak bisa dipungkiri, drama dan kontroversi yang terjadi bisa membuat sebuah turnamen jadi jauh lebih menarik untuk disaksikan. Piala Eropa 2020 juga diwarnai sejumlah drama dan kontroversi. Misalnya kontroversi di semifinal antara Inggris melawan Denmark, di mana Inggris mendapat penalti di extra time gara-gara aksi 'licik' Raheem Sterling.
Partai final Piala Eropa 2020 pun berlangsung dramatis, karena tiga eksekutor Inggris yang berusia muda gagal mencetak gol pada babak adu penalti hingga The Three Lions takluk dari Italia. Itu menjadi dramatis karena Inggris berstatus tuan rumah, dan mereka sempat unggul terlebih dahulu di waktu normal serta pada saat adu penalti.
Tak hanya di dalam lapangan, sejumlah drama dan kontroversi juga terjadi di luar lapangan. Misalnya saat Cristiano Ronaldo menyingkirkan botol minuman ringan sehingga menyebabkan saham perusahaan minuman tersebut anjlok. Ada pula kontroversi soal dilarangnya ban kapten berwarna pelangi karena dianggap mengandung unsur politik.
Bahkan teori konspirasi pun mewarnai Piala Eropa 2020, yaitu bahwa UEFA memudahkan langkah Inggris jadi juara. Teori itu muncul karena Inggris memainkan hampir seluruh pertandingan mereka di Wembley, dan dianggap 'dibantu' wasit pada babak semifinal. Semua kontroversi tersebut turut membuat Piala Eropa jadi seru dan menarik disaksikan.