mural Hind Rajab di dinding luar stadion markas Bohemian FC (instagram.com/bfcdublin)
Meski menganut politik sayap kiri, Bohemian FC menggunakan strategi pemasaran yang cukup kapitalis. Merujuk wawancara Rory Smith dari New York Times dengan COO Bohemian FC, Daniel Lambert, sejak adanya media sosial, mereka bisa menggaet penggemar baru dari generasi muda. Ini karena Bohs, julukan Bohemian FC, menarik buat anak-anak muda yang butuh aktualisasi. Apalagi gen z, terutama di negara-negara Barat, dikenal sebagai generasi paling melek sosial politik.
Keberadaan mereka juga sering dilihat orang sebagai antisipasi meningkatnya aktivitas kelompok sayap kanan dan nasionalis ekstrem di Irlandia. Kenaikan tren aliran politik sayap kanan di Irlandia sebenarnya tidak endemik. Fenomena itu terjadi hampir di seluruh Eropa seiring dengan naiknya jumlah pencari suaka dan pekerja migran asal Afrika, Asiam dan Timur Tengah di Uni Eropa.
Masih menurut liputan Rory Smith, dalam 1 dekade terakhir, Bohs berhasil meningkatkan penjualan merchandise mereka sampai 2.000 persen. Jumlah anggota mereka juga naik drastis, dari 500-an kini mencapai 3000. Itu belum termasuk orang-orang dalam daftar tunggu untuk dapat persetujuan. Di sektor sponsorship, Bohemian FC tak tampak melakukan kerja sama dengan perusahaan mayor selain DHL. Sponsor mereka mayoritas entitas bisnis lokal.
Hal ini yang mulai memudar dari FC St Pauli. Baru saja klub Jerman yang resmi promosi ke Bundesliga Jerman 2024/2025 itu meneken kontrak dengan Puma. Padahal selama beberapa musim lalu, mereka memilih membuat aparel olahraga sendiri dengan nama DIIY. St Pauli juga memilih bungkam soal krisis kemanusiaan di Palestina.