Suporter Botafogo memadati Estádio Olímpico Nilton Santos. (instagram.com/botafogo)
Pada 2021, lewat perusahaannya yang bernama Eagle Football Holdings, John Textor mengakuisisi Botafogo. Sebuah klub medioker yang saat itu baru saja promosi ke Campeonato Brasileiro Série A (liga utama sepak bola Brasil). Eagle Football Holdings sendiri sudah memegang saham beberapa klub sepak bola seperti Crystal Palace, RWD Molenbeek, dan Olympique Lyonnaise.
Seperti klub-klub sepak bola Brasil pada umumnya, Botafogo dibangun dan dibesarkan oleh komunitas dan organisasi nonprofit. Kehadiran investor swasta jelas mendulang kontroversi dan penolakan. Namun, sejak regulasi bernama Sociedad Anônima do Futebol (SAF) diberlakukan pada 2021, investor swasta asing memang mulai masuk ke sektor sepak bola Brasil. Termasuk para pebisnis yang menerapkan sistem multiownership alias kepemilikan ganda. Dalam sepak bola, itu sering dilihat sebagai sistem yang mematikan untuk klub-klub medioker. Ini karena tendensi manajemen untuk memprioritaskan klub besar dalam jaringan kepemilikan mereka dan menjadikan klub medioker sebagai feeder belaka.
Ketidakpuasan fans terhadap Textor makin menjadi-jadi kala ia memecat Enderson Moreira. Padahal Moreira berjasa mengantar Botafogo kembali ke liga utama. Sebagai gantinya, ia merekrut Luís Castro yang kemudian didepaknya setelah setahun. Sejak itu, Textor kesulitan dapat sosok yang menurutnya bisa dipertahankan dalam jangka panjang.