Jakarta, IDN Times - Gelandang muda andalan Persita Tangerang, Rifky Dwi Septiawan memiliki cerita menarik dalam karier sepak bolanya. Start dia tak berjalan manis, sebelum merasakan buah dari kerja kerasnya.
Rifky debut sebagai pesepak bola profesional saat membela Persita di Piala Menpora pada 2021 lalu. Kala itu, Pendekar Cisadane berada di bawah arahan pelatih Widodo Cahyono Putro.
Widodo yang melihat potensi besar dari Rifky pun membawanya merumput di Liga 1 musim 2021/22. Pria kelahiran Tangerang itu debut di kasta tertinggi tanah air kala melawan Persipura Jayapura pada Agustus 2021.
Rifky sejatinya dapat mengukir debutnya lebih cepat. Namun, hal itu tidak bisa terlaksana karena sepak bola Indonesia sempat mati suri akibat pandemi COVID-19.
Efek COVID-19 berbuntut panjang. Meski kompetisi sudah berjalan normal, banyak klub yang tidak membayarkan gaji secara penuh, termasuk Persita. Situasi ini memaksa Rifky mengambil langkah berani.
Rifky mendaftar TNI AL lewat jalur prestasi, dan keterima. Langkah ini dipilih Rifky setelah mendapat saran dari sang ibu. Namun, karena pilihannya itu pula, Rifky kehilangan momentum di lapangan hijau.
Rifky sempat tampil moncer pada musim perdananya dengan menceploskan dua gol dari empat laga awal. Hanya saja, momentum itu seketika berakhir karena Rifky harus meninggalkan skuad hingga akhir musim demi menjalani pendidikan TNI AL.
Pilihan Rifky sempat membuat Widodo meradang. Apalagi, ada klub luar negeri yang sebenarnya tertarik mengajak Rifky trial. Karena sudah menjadi anggota TNI AL, Rifky praktis tidak bisa merumput di luar negeri.
Pemuda 22 tahun itu baru kembali membela Persita pada musim berikutnya, 2022/23. Karena absen panjang, Rifky harus berjuang dari nol untuk mendapatkan tempat utama. Adaptasinya terasa lebih berat, mengingat Widodo sudah didepak dan digantikan Alfredo Vera.
Tak berselang lama, kompetisi dihentikan karena tragedi Kanjuruhan, 1 Oktober 2022. Rifky begitu terpukul, karena sepak bola Indonesia diterpa insiden kelam. Namun, ini Rifky mendapat keuntungan tersendiri dari tragedi ini.
Dia memiliki waktu untuk beradaptasi dan berjuang mengembalikan sentuhan terbaiknya. Waktu yang singkat itu berhasil dimanfaatkan dengan baik, hingga dilirik Shin Tae Yong untuk membela Timnas Indonesia U-23 di tahun berikutnya.
Bermula dari sini, Rifky mengalami perubahan 180 derajat. Seperti apa cerita lengkapnya? Berikut wawancara khusus IDN Times bersama Riky Dwi Septiawan!