Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kai Havertz. (skysports.com)
Kai Havertz. (skysports.com)

Jakarta, IDN Times - Playmaker Chelsea, Kai Havertz, menjadi sasaran kritik mantan striker Liverpool, Peter Crouch. Kritikan dilempar usai melihat penampilan Havertz yang mengecewakan usai penampilannya saat Chelsea kalah dari Juventus Rabu 29 September 2021 silam.

Dianggap sebagai salah satu gelandang muda paling bertalenta di generasinya, dia gagal membantu The Blues untuk mengalahkan Juventus, yang sejak unggul 1-0, memilih untuk bermain bertahan menjaga keunggulan.

Kreativitas yang diharapkan muncul dari Havertz tak muncul. Bahkan Crouch merasa Havertz begitu malas dan tak mau ribet saat harus membongkar pertahanan gerendel Juventus.

1. Ogah susah

Kai Havertz. (metro.co.uk)

Crouch menilai Havertz punya karakter serupa dengan pendahulunya, Mesut Oezil. Bagi Crouch, Havertz malas berlari dan lebih sering main cantik ketimbang keras.

"Saya kira Havertz mirip dengan Oezil. Dia melakukan sesuatu yang mudah baginya untuk dilakukan dan terlihat brilian secara teknis. Terkadang, dia terlihat malas dan enggan bekerja keras," kecam Crouch.

2. Inkonsisten

Kai Havertz. (mirror.co.uk)

Sejak didatangkan pada 2020 lalu, performa Havertz di Chelsea masih inkonsisten. Kadang dia main bagus dan memberikan dampak positif pada tim.

Tapi, pada periode lainnya, dia main buruk dan gagal membantu tim dengan talentanya. Bisa dibilang, Havertz keberatan dengan banderolnya.

3. Pencapaian tertinggi

Kai Havertz. (cbssports.com)

Titik puncak karier Havertz boleh dibilang adalah saat menjadi pencetak satu-satunya gol di final Champions League musim lalu saat melawan Manchester City. Dia sukses mempersembahkan trofi Champions League buat Chelsea.

Usai aksinya, banyak yang berharap Havertz bisa lebih mentereng. Tapi, ternyata fakta bicara sebaliknya. Dia masih mencari performa terbaiknya sambil berharap bisa memenuhi potensi yang ada.

Editorial Team