suporter Club America (instagram.com/clubamerica)
Hingga 2022 ini, Club America sudah merengkuh 13 gelar juara Liga MX, 7 juara CONCACAF, dan 2 Piala Interamericana. Pesaing terbesar mereka adalah Chivas dengan raihan 12 juara liga domestik dan 2 juara CONCACAF.
Meski begitu, klub ini bernasib sama dengan RB Leipzig di Jerman. Meski prestasinya mentereng, mereka didapuk sebagai klub paling dibenci di Meksiko.
Datanya diambil dari survei yang dilakukan lembaga bernama Mitofsky seperti dilansir Record. Terlihat bahwa Club America menduduki posisi pertama dengan persentase 37,8 persen. Disusul dengan Chivas Guadalajara sebanyak 18,8 persen.
Melansir DW, alasannya tak jauh beda, yaitu status kepemilikan mereka yang dimiliki pemilik Televisa. Menurut warga Meksiko, Televisa adalah sebuah media massa yang tidak netral dan cenderung membela kelompok-kelompok elite kurang populer di pemerintahan Meksiko. Ini diperparah pula dengan kebijakan mereka mendatangkan pemain asing yang mendominasi skuad.
Dalam berbagai pertandingan, jumlah atlet asli Meksiko hanya sekitar 3—5 orang dari 11 pemain yang diturunkan. Hal lain yang membedakan mereka dengan Chivas adalah status mereka sebagai klub ibukota.
Seperti banyak negara lain, kesenjangan ekonomi antara ibukota dan kota-kota lain sangatlah tampak di Meksiko. Walaupun tak bisa dimungkiri klub kebanggaan rakyat Guadalajara tersebut juga sahamnya dimiliki oleh seorang triliuner Jorge Vergara.
Melansir ESPN, America sempat dua kali terseret kasus plagiarisme. Satu, perkara lagu anthem yang mirip dengan milik Sevilla FC. Disusul logo perayaan 100 tahun mereka yang dianggap mirip logo Angkatan Udara Amerika Serikat.
Tak ambil pusing dengan cemooh tersebut, bos Club America dipercaya pernah melontarkan moto yang berbunyi "hate me more". Namun, moto tersebut sepertinya sudah digantikan dengan tagar #SomosAmerica yang jadi identitas mereka di berbagai platform media sosial.