Kisah tentang tim Dinamit Denmark ini bermula pada tahun 1970-an akhir. Saat itu, sepak bola Denmark tengah mengalami transisi dari amatir menuju profesional. Seiring dengan hal tersebut, banyak pemain Denmark yang mulai mencicipi main di luar negeri.
Jan Molby, Jesper Olsen, Preben Elkjaer, serta Michael Laudrup adalah beberapa pemain Denmark yang berkesempatan untuk mentas di luar negeri. Banyaknya pemain Denmark yang main di luar negeri ini membuka cakrawala baru dalam dunia sepak bola Denmark.
Proses yang sudah mereka lakoni sejak tahun 70-an akhir itu membuahkan hasil di tahun 1980. Ditambah kehadiran pelatih asal Jerman, Sepp Piontek, sosok yang tegas tetapi penuh kompromi, tim Denmark mulai mendapatkan puja-puji di dunia sepak bola internasional.
Di Piala Eropa 1984 dan Piala Dunia `986, Jerman bermain begitu atraktif. Bahkan, ada yang menyebut bahwa tim Denmark era pertengahan 80-an ini sebagai versi lebih liar dari tim Total Football Belanda di era pertengahan 70-an.
Dari situlah, fans Denmark membuat sebuah chants, yang bunyinya seperti ini: we are red, we are white, we are Danish Dynamite. Mereka dibuat mabuk oleh tim Denmark yang mampu bermain indah dan mengejutkan negara-negara macam Inggris, Italia, dan Prancis.
Mulai pertengahan 80-an itulah, tim Denmark mendapatkan julukan dinamit. Segerombolan pemain yang tampak nyeleneh, tetapi menyimpan kekuatan mengejutkan yang mampu meledakkan dunia.