Juventus merayakan kemenangan di lapangan. (twitter.com/juventusfcen)
Fenomena mundurnya direksi Juventus dalam waktu bersamaan, didasari oleh kasus pemotongan gaji pemain dan pelatih Maurizio Sarri selama periode awal pandemik COVID-19. Manajemen Juventus berdalih kalau saat itu pemotongan gaji didasari atas adanya kesulitan finansial.
Kemudian, kasus ini diinvestigasi oleh sebuah lembaga keuangan, Prisma. Mereka menemukan kejanggalan dari berbagai laporan keuangan Juventus. Kejaksaan Italia juga menduga kalau hal itu benar dan mencium adanya pemalsuan laporan keuangan di Juventus. Makanya, mundurnya Agnelli dan kawan-kawan dalam waktu bersamaan, akan ditelusuri.
Kejaksaan Turin menduga kalau klub rugi pada periode 2018 hingga 2020, karena aktivitas internal klub seperti gaji. Mereka merasa kalau jumlah kerugian berasal dari jual-beli pemain. Selain itu, masih ada yang harus diperiksa lebih lanjut dalam laporan keuangan Juventus.