Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret Gtech Community Stadium, markas Brentford (commons.wikimedia.org)
potret Gtech Community Stadium, markas Brentford (commons.wikimedia.org)

Intinya sih...

  • Brentford menang 4-2 atas Brighton & Hove Albion, memperlebar peluang mereka masuk sepuluh besar klasemen EPL.
  • Duet penyerang Bryan Mbeumo dan Yoane Wissa mencetak total 34 gol musim ini, menggantikan peran Ivan Toney yang pergi ke Arab Saudi.
  • Mbeumo dan Wissa tampil produktif dengan strategi permainan baru, menciptakan rekor gol bersamaan terbanyak di Premier League musim ini.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Brentford sukses meraih poin penuh kala menjamu Brighton & Hove Albion pada pekan ke-33 English Premier League (EPL) 2024/2025 dengan skor 4-2. Dengan kemenangan tersebut, peluang The Bees merangkak ke sepuluh besar klasemen sementara makin lebar. Kemenangan ini tak lepas dari kontribusi luar biasa dua ujung tombak mereka, Bryan Mbeumo dan Yoane Wissa.

Dua penyerang tersebut menjadi motor serangan utama yang mengobrak-abrik pertahanan Brighton. Mbeumo mencetak 2 gol dan 1 assist, sedangkan Wissa menambah 1 gol untuk melengkapi kemenangan. Performa gemilang keduanya kembali menegaskan status mereka sebagai duet paling produktif di Premier League musim ini.

1. Lini serang Brentford bertransformasi usai perginya Ivan Toney

Kepergian Ivan Toney ke Arab Saudi pada awal musim menimbulkan kekhawatiran besar bagi publik Brentford. Toney selama ini menjadi tumpuan utama lini serang dengan total 20 gol pada musim 2022/2023. Namun, alih-alih melemah, Brentford justru tampil lebih tajam berkat duet baru yang mengejutkan.

Thomas Frank menemukan solusi tepat dengan memaksimalkan potensi dua penyerang sayapnya: Bryan Mbeumo dan Yoane Wissa. Mereka kini bertransformasi menjadi ujung tombak yang mematikan, menggantikan peran sentral Toney dalam struktur serangan tim. Per pekan ke-33 Premier League, keduanya sudah mencetak total 34 gol, dengan rincian 18 gol dari Mbeumo dan 16 dari Wissa​.

Strategi permainan juga ikut berubah. Frank beralih dari formasi 3-5-2 ke 4-3-3 yang lebih ofensif, memberi ruang lebih besar bagi Mbeumo dan Wissa untuk bergerak bebas dan eksploratif di lini depan. Hasilnya terlihat nyata; Brentford kini lebih dinamis, tidak bergantung pada satu nama, dan lebih fleksibel dalam membongkar pertahanan lawan​.

2. Bryan Mbeumo dan Yoane Wissa saling melengkapi dengan keunggulan masing-masing

Koneksi antara Mbeumo dan Wissa terlihat semakin padu dan tajam setiap minggunya. Berdasarkan statistik Opta Analyst, mereka sudah mencetak gol bersamaan dalam tujuh laga, terbanyak di antara semua pasangan penyerang di Premier League 2024/2025​. Sepanjang karier mereka di Brentford, total sudah 18 laga Premier League mencatatkan nama keduanya di papan skor​.

Keduanya saling melengkapi dalam gaya bermain. Bryan Mbeumo unggul dalam proses build-up, pengambilan penalti, serta menciptakan assist dengan 13 assist yang sudah diberikan kepada Wissa selama mereka berduet. Di sisi lain, Wissa menjadi eksekutor tajam di kotak penalti, dengan mayoritas golnya berasal dari penyelesaian satu sentuhan​​.

Thomas Frank pun tak ragu memberi pujian terbuka. Ia menyebut Mbeumo sebagai pemain yang unplayable dan Wissa sebagai sosok yang fantastis. Kombinasi teknik, kecepatan, dan insting mencetak gol keduanya jadi mimpi buruk bagi bek lawan, terutama di Gtech Community Stadium yang kini menjadi benteng tak tertembus bagi lawan-lawan Brentford​.

3. Duet sensasional Brentford lahir dari polesan Manajer Thomas Frank

Keberhasilan duet ini bukanlah kebetulan. Keduanya merupakan hasil dari kebijakan rekrutmen berbasis data Brentford yang terkenal efisien. Mbeumo didatangkan dari ES Troyes AC pada 2020 saat berusia 19 tahun, sementara Wissa bergabung dari FC Lorient pada 2021. Total biaya rekrutmen keduanya hanya sekitar 16,5 juta euro (Rp316,6 miliar), angka yang kecil dibandingkan produktivitas yang mereka hasilkan saat ini​.

Thomas Frank memainkan peran penting dalam membentuk keduanya menjadi striker modern. Mbeumo, yang awalnya seorang winger, secara bertahap dipoles menjadi penyerang yang bisa bermain melebar maupun ke tengah. Hal serupa juga diterapkan pada Wissa yang kini menjadi pencetak gol terbanyak Brentford sepanjang sejarah klub di Premier League dengan 42 gol, dua lebih banyak dari Mbeumo​.

Transformasi tak hanya terjadi kepada individu, tetapi juga terhadap taktik. Brentford kini lebih variatif dengan menerapkan pressing tinggi, mengandalkan transisi cepat, dan menciptakan ruang di sisi lapangan. Gaya main ini membuka peluang lebih banyak bagi Mbeumo dan Wissa untuk berkreasi, baik saat menyerang balik maupun mengurung lawan di wilayah sendiri​.

4. Meski punya rekor bagus di kandang, Brentford justru buruk dalam laga tandang

Dengan performa luar biasa di kandang, Brentford saat ini menjadi tim dengan rekor kandang terbaik di Premier League dengan mengoleksi 22 poin dari 8 laga di Gtech Stadium. Kontribusi Bryan Mbeumo dan Yoane Wissa sangat besar terhadap rekor tersebut, dengan 8 gol Mbeumo dan 9 gol Wissa musim ini tercipta di kandang.

Namun, kelemahan masih terlihat jelas saat bermain di luar kandang. Dari 7 laga tandang terakhir, Brentford hanya mampu meraih 1 poin yang diperoleh dari hasil imbang tanpa gol melawan Everton. Ini menjadi pekerjaan rumah bagi Thomas Frank jika ingin menjaga peluang lolos ke kompetisi Eropa tetap hidup​.

Musim 2024/2025 menyisakan lima laga bagi Brentford untuk mengejar rekor duet legendaris Mohamed Salah–Sadio Mane yang mencetak gol bersamaan dalam sepuluh laga selama semusim. Peluang itu masih ada, walau tantangannya tidak mudah. Jika Mbeumo dan Wissa mampu menjaga performa hingga akhir musim, asa mereka untuk melenggang ke panggung Eropa untuk pertama kalinya pada musim depan akan terbuka lebar.

Brentford mungkin telah kehilangan Ivan Toney, tetapi mereka justru menemukan versi baru yang lebih kolektif dan eksplosif. Jika Mbeumo dan Wissa terus mempertahankan performa, maka peluang menembus papan atas klasemen dan tiket Eropa bukanlah mimpi semata.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team