Luciano Spalletti (X.com/EURO2024)
Untuk mendukung pendapatnya tersebut, Fabio Capello pun memberikan analisis terkait penampilan Italia ketika menelan kekalahan selama Euro 2024. Kekalahan terjadi dari Swiss (0-2) dan Spanyol (0-1, babak grup). Menurutnya, Spalletti arogan karena memaksakan mereka bermain dengan skema empat bek.
Saat masih dalam tahap persiapan untuk Euro 2024, Spalletti sebenarnya kerap menggunakan formasi tiga bek. Bahkan, saat imbang melawan Kroasia pada pertandingan terakhir, Spalletti menggunakan taktik ini. Menurut Capello, situasi ini justru membuat pemain bingung.
"Dari apa yang saya lihat, saya pikir hal ini menyebabkan kebingungan, terutama di antara para pemain. Namun, saya juga akan menggunakan kata lain untuk Spalletti. Arogan,” tegas Capello.
Saat melawan Spanyol, Capello menilai Spalletti terlalu naik karena tetap menggunakan formasi empat bek. Baginya, skema tersebut membuat pertahanan Italia lebih rapuh karena membuat para bek sayap harus berhadapan langsung dengan dua pemain sayap Spanyol, Nico Williams dan Lamine Yamal. Capello menyebut mereka sebagai dua pemain sayap terbaik di Euro kali ini.
Sementara, ketika melawan Swiss, meski negara tersebut tidak memiliki para pemain dengan kualitas yang lebih merata seperti Spanyol, Capello menyatakan, mereka tetap lebih solid dibanding Italia, terutama di area tengah. Capello melihat Swiss lebih bermain sebagai sebuah tim. Ini yang akhirnya membuat mereka menang.