Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi trofi Piala Dunia
ilustrasi trofi Piala Dunia (unsplash.com/Fauzan Saari)

Cape Verde menulis sejarah besar dalam dunia sepak bola setelah memastikan satu tempat di Piala Dunia 2026. Tim berjuluk Blue Sharks itu menang 3-0 atas Eswatini di laga terakhir kualifikasi zona Afrika, membuatnya mengamankan tiket menuju Amerika. Kemenangan ini merupakan momen yang tak terlupakan sebab untuk pertama kalinya negara kecil di Afrika Barat tersebut tampil di panggung terbesar sepak bola dunia.

Pencapaian ini membuka mata bahwa negara yang berasal dari kepulauan kecil juga mampu berlaga di Piala Dunia. Perjalanan panjang mereka di babak kualifikasi membuktikan bahwa kerja keras dapat menembus hal yang tidak pernah terpikirkan. Berikut fakta unik dari kelolosan Cape Verde ke Piala Dunia 2026 Kanada, Amerika Serikat, dan Meksiko.

1. Pertama kali tampil di Piala Dunia sejak bergabung FIFA pada 1986

Cape Verde mencatat debut bersejarah setelah sukses menembus Piala Dunia 2026. Tim ini bergabung dengan FIFA sejak 1986, namun baru kali ini mampu lolos ke putaran final. Hasil kemenangan 3-0 atas Eswatini menjadi penentu langkah mereka ke turnamen terbesar antar negara di sepak bola dunia.

Perjalanan Cape Verde di kualifikasi tidak mudah karena harus bersaing dengan tim kuat seperti Kamerun dan Angola. Mereka tampil impresif dengan total tujuh kemenangan dari 10 laga dan finis di posisi puncak grup. Konsistensi permainan menjadi alasan utama mengapa Cape Verde akhirnya berhasil menembus Piala Dunia untuk pertama kalinya.

2. Cape Verde menjadi negara terkecil kedua yang lolos Piala Dunia

Cape Verde sementara masih menjadi negara dengan populasi terkecil yang berhasil menembus Piala Dunia 2026. Jumlah penduduknya hanya sekitar setengah juta jiwa ini menjadikannya negara terkecil kedua dalam sejarah yang berhasil lolos ke Piala Dunia setelah Islandia. Pencapaian ini menunjukkan bahwa ukuran negara tidak selalu menentukan kekuatan di lapangan.

Meski kecil, Cape Verde memiliki pemain-pemain berbakat yang tersebar di berbagai negara Eropa. Banyak di antara mereka lahir atau berkarier di Portugal, Prancis, hingga Belanda. Jaringan pemain diaspora ini membantu memperkuat kualitas tim nasional mereka dalam bertanding melawan negara-negara sepak bola kuat di Benua Afrika.

3. Cape Verde hanya kalah satu kali dari Kamerun pada babak kualifikasi

Cape Verde tergabung dalam Grup D bersama tim-tim kuat seperti Kamerun, Angola, Libya, Mauritius, dan Eswatini. Meskipun masuk dalam kelompok yang terbilang berat, mereka berhasil menunjukkan performa yang sangat solid sepanjang babak kualifikasi, sehingga sukses mengakhiri perjalanan di posisi puncak klasemen grup. Pencapaian ini secara otomatis membuat Kamerun terpaksa harus melanjutkan perjuangan melalui play-off.

tim berjuluk Blue Sharks ini mencatatkan performa luar biasa dengan raihan tujuh kemenangan dan hanya mengalami satu kekalahan dari 10 pertandingan yang dijalani. Satu-satunya kekalahan tersebut diderita saat menghadapi Kamerun pada pekan ketiga. Namun, berhasil dibalas tuntas dengan kemenangan 1-0 pada pekan kedelapan saat bermain di kandang sendiri.

Statistik lainnya juga tidak kalah mengesankan. mereka berhasil mencetak 16 gol dan hanya kebobolan delapan kali. Mereka juga mampu melakukan tujuh kali clean sheet selama babak kualifikasi berlangsung. Catatan hebat ini menunjukkan perkembangan sepak bola Cape Verde di kawasan Afrika telah sangat berkembang.

4. Cape Verde diisi pemain profesional dari liga top Eropa, termasuk eks EPL

Skuad Cape Verde pada kualifikasi Piala Dunia 2026 diisi oleh pemain-pemain yang berkarier di klub-klub Eropa. Nama-nama seperti Roberto Lopes, Wagner Pinaz, hingga Jamiro Monteiro menjadi bagian penting dari tim. Rata-rata usia pemain sekitar 29,8 tahun, yang berarti mereka berada di puncak kemampuan bermain.

Pemain Cape Verde tersebar di Portugal, Prancis, Yunani, Turki, dan Siprus. Menariknya, Cape Verde memiliki striker eks klub English Premier League (EPL), yaitu Nuno Da Costa. Ia tercatat bermain selama 2 muusim di Nottingham Forest. Namun, ia lebih sering dipinjamkan ke klub lain dan hanya bermain 14 kali tanpa satupun gol yang dicetak.

Keberhasilan Cape Verde lolos ke Piala Dunia 2026 menjadi bukti negara kecil pun bisa mencetak sejarah besar di sepak bola dunia. Dukungan pemain diaspora dan kerja sama tim yang solid membawa mereka melampaui batas yang dulu terasa mustahil. Kini, Cape Verde siap menatap panggung dunia dengan menjadi salah satu wakil kebanggaan Benua Afrika.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorAtqo Sy