Dari sisi teknis, setidaknya ada dua faktor yang menyebabkan FC Koln mampu meraih hasil yang positif pada awal Bundesliga 2025/2026. Pertama adalah berkat daya jelajah mereka yang tinggi. Menurut situs resmi Bundesliga, FC Koln mencatatkan distance covered sebesar 366 kilometer. Mereka hanya kalah dari Bayern Munich (369,3 kilometer) dan Augsburg (368,7 kilometer). Statistik ini sekaligus menunjukkan daya juang para pemain FC Koln yang tidak kenal lelah. Itu terlihat dari pertandingan kontra Mainz dan Wolfsburg di mana mereka mampu mencetak gol pada injury time.
Faktor kedua adalah fleksibilitas permainan. Saat melawan Mainz, mereka memakai formasi 3-4-3. Ketika bertarung melawan Freiburg, FC Koln beralih ke skema 4-2-3-1. Sementara saat bertemu Wolfsburg, Marius Bulter dan kolega bermain dengan 3-4-3. Di atas kertas, gaya bermain tersebut mungkin hanya sekadar angka. Namun, praktik di lapangan menunjukkan bahwa mereka memang merupakan tim yang cair. Bulter sendiri menegaskan, para pemain selalu aktif untuk terus berubah posisi, bahkan dalam pertandingan yang sama. Mereka bukan hanya melakukannya ketika menyerang, melainkan juga saat bertahan.
Jika dicermati lebih dalam, dua faktor tersebut sangatlah masuk akal. FC Koln memiliki catatan yang apik untuk urusan daya jelajah karena pemainnya yang memang selalu bergerak. Menurut Bulter, ini semua disebabkan sebuah resep yang tidak begitu rahasia. Mereka menjalani latihan yang cukup keras. Hasilnya, etos kerja kerja serta mentalitas itu ikut terbawa ke pertandingan dan bahkan menjadi ciri khas mereka. Lagi-lagi, keberhasilan menahan imbang Wolfsburg bisa menjadi bukti yang begitu nyata untuk klaim tersebut.
Dengan musim yang baru berjalan selama 3 pekan, terlalu dini untuk menyebut FC Koln telah meraih kesuksesan. Namun, sebagai tim promosi, hasil sejauh ini tidak tersangkal memang menunjukkan potensi besar mereka untuk membuat kejutan di Bundesliga Jerman 2025/2026. Lantas, bakal berakhir di posisi berapa FC Koln pada penghujung musim nanti?